Hutan Mangrove Banyuurip terletak di Desa Banyuurip Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik yang mengalami penurunan dan alih fungsi lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis burung, menganalisis keanekaragaman dan kemelimpahan burung serta mendeskripsikan daya dukung lingkungan terhadap keanekaragaman burung di kawasan hutan mangrove Banyuurip.
Sampling menggunakan pendekatan birdwatching dengan metode jelajah dengan berjalan sesuai jalur transek yang telah ditentukan sepanjang ± 150 meter yang terbagi menjadi tiga titik pengamatan. Pengamatan dilakukan dua kali pada pagi dan siang hari pukul 07.00-10.00 WIB dan 11.00-14.00 WIB. Indeks keanekaragaman dianalisis menggunakan Shannon-Wiener, kemelimpahan dianalisis berdasarkan kemelimpahan relatif, dan daya dukung lingkungan dianalisis berdasarkan vegetasi dan faktor fisik lingkungan yang meliputi suhu dan kelembapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di kawasan Hutan Mangrove Banyuurip terdapat sebanyak 35 jenis burung yang termasuk 20 famili dan delapan ordo, yaitu Anseriformes, Apodiformes, Charadriiformes, Ciconiiformes, Columbiformes, Coraciiformes, Passeriformes, dan Piciformes dengan nilai indeks keanekaragaman sebesar 2,3 yang termasuk dalam kategori sedang. Jenis burung yang paling melimpah adalah kuntul kecil (Egretta garzetta) sebesar 39,25%, blekok sawah (Ardeola speciosa) sebesar 14%, dan walet linci (Collocalia linchi) sebesar 7,8%. Selain itu, diketahui tujuh jenis vegetasi yang dominan dimanfaatkan dan mendukung keberadaan burung, yaitu api-api putih (Avicennia marina), imba/mimba (Azadirachata indica), tinjang (Rhizophora apiculata), jankar (R. mucronata), biduri/widuri (Calotropis gigantea), mengkudu (Morinda citrifolia), dan luntas (Pluchea indica). Kawasan hutan mangrove Banyuurip dapat mendukung kehidupan burung, bahkan di kawasan ini ditemukan enam jenis burung dalam status dilindungi.
Kata Kunci: burung, keanekaragaman, kemelimpahan, hutan mangrove Banyuurip
Banyuurip mangrove forest is located in Banyuurip Village, Ujungpangkah District, Gresik Regency, which encounter land degradation and land use change. This research aimed to identify types of birds, analyze diversity and abundance of birds, and describe the environmental carrying capacity for bird diversity. Sampling was conducted by using birdwatching approach by walking according to the transect path that has been determined throughout ± 150 meters which was divided into three observation points. Observations were conducted twice at 07.00-10.00 a.m and 11.00 a.m-02.00 p.m. Diversity index was analyzed using Shannon-Wiener, the abundance was analyzed based on relative abundance, and environmental carrying capacity was analyzed based on vegetation and environmental physical factors which include temperature and humidity. The results showed that there were 35 species of birds in Banyuurip mangrove forests, which belong to 20 families, and eight orders namely Anseriformes, Apodiformes, Charadriiformes, Ciconiiformes, Columbiformes, Coraciiformes, Passeriformes, and Piciformes with a diversity index value of 2.3 medium category. The most abundant species of birds were little eggret (Egretta garzetta) of 39.25%, javan pond heron (Ardeola speciosa) of 14%, and cave swiftlet (Collocalia linchi) of 7.8%. There were seven dominant species of vegetation that were utilized and supported the existence of birds, namely white fire (Avicennia marina), imba/mimba (Azadirachata indica), tinjang (Rhizophora apiculata), jankar (R. mucronata), biduri/widuri (Calotropis gigantea), noni (Morinda citrifolia), dan luntas (Pluchea indica). Banyuurip mangrove forest area can support the bird life, moreover there were six species of protected birds found in this area.
Key Words: bird, diversity, abundance, banyuurip mangrove forest