NILAI EDUKASI DAN KARAKTERISTIK BUDAYA LOKAL DALAM TINJAUAN MAKNA SYAIR LAGU TETAK-TETAK KARYA BS NOERDIAN DI KABUPATEN
EDUCATIONAL VALUE AND CHARACTERISTICS OF LOCAL CULTURE IN A REVIEW OF THE MEANING OF BS NOERDIAN SONG TETAK-TETAK IN BANYUWANGI DISTRIC
ABSTRAK
Tujuan peneletian ini untuk mengetahui dan mendeskripaikan makna syair lagu Tetak-Tetak karya Bs Noerdian. Objek penelitian yang dipilih oleh penulis adalah sebagai apresiasi dari lagu Tetak-Tetak sebagai karakteristik nilai budaya lokal di Kabupaten Banyuwangi. Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi,dokumentasi, serta wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lagu Tetak-Tetak merupakan lagu yang diciptakan dengan menggunakan Bahasa Osing yang merupakan bahasa keseharian masyarakat Banyuwangi. Lagu Tetak-Tetak memiliki bentuk lagu dua bagian A-B dengan susunan alur penyajian A-A-B-A dan bersukat 4/4. Jika disajikan dengan menggunakan musik Kendang Kempul, maka lagu ini sering disajikan dengan menggunakan tangga nada B dan bertempo Moderato (115). Setiap bagian akan mengalami repetisi 1 (satu) kali dan dengan menggunakan syair yang berbeda. Oleh karena penyesuaian terhadap setiap syair maka melodi utama juga mengalami pengembangan yang masih berpijak dari melodi utama lagu. Syair lagu Tetak-tetak menggunakan bahasa Osing Banyuwangi yang merupakan bahasa sehari-hari masyarakat Osing. Syair ini merupakan simbol ekspresi untuk mengenalkan tradisi lokal pencipta saat menimang anaknya. Dalam tinjauan ontologis dan tinjauan fenomenologis, satu maksud pencipta sebagai “orang tua” yang memberikan nasehat serta pelajaran hidup terhadap anak agar selalu kerja keras, pantang menyerah dan tetap rendah hati, serta menjadi anak yang membanggakan dan dipuja-puja, tidak hanya parasnya namun juga secara nilai, konteks. Tetak-tetak juga merupakan tradisi lokal yang mengandung nilai norma kemudian merangsang ide yaitu berisi tentang nasehat kemudian dinyanyikan dalam bentuk lagu yang diiringi dengan alat musik angklung. Kemudian juga dibawakan dengan musik lain yaitu kendang kempul, sehingga melibatkan proses penggarapan ulang.
Kata Kunci: Makna Syair Lagu, Nilai Budaya Lokal, Hermeneutika Ontologi dan Fenomenologi
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out and describe the meaning of the lyrics of the song Tetak-Tetak by Bs Noerdian. The object of research chosen by the author is an appreciation of the Tetak-Tetak as a characteristic of local cultural values in Banyuwangi Regency. The research method used by the author in this study is a qualitative method. Data collection is done by observation, documentation, and interviews. The results showed that the song Tetak-Tetak is a song created using the Osing language which is the daily language of the Banyuwangi people. The song Tetak-Tetak has the form of a two-part A-B song with an A-A-B-A presentation plot and 4/4 rhythm. If presented using Kendang Kempul, this song is often presented using B scales and the tempo of Moderato (115). Each part will be repeated 1 (one) time and by using a different verse. Due to the adjustments to each verse, the main melody also undergoes development which is still based on the main melody of the song.The song Tetak Tetak uses the Osing Banyuwangi language which is the everyday language of the Osing people. This poem is a symbol of expression to introduce the local tradition of the creator while holding his child. In the ontological review and phenomenological review, one creator's intention is as a "parent" who provides advice and life lessons to children so that they always work hard, never give up and remain humble, and become children who are proud and adored, not only in appearance but also in appearance. value, context. Tetak-tetak is also a local tradition that contains norms and then stimulates ideas, namely containing advice and then sung in the form of a song accompanied by the angklung musical instrument. Then it is also performed with other music, namely kendang kempul, so that it involves the process of re-cultivating.Keywords: Meaning of Poetry, Local Cultural Values, Hermeneutics Ontology and Phenomenology