MAGIC DI TENGAH PANDEMI; EKONOMI, KESUKSESAN, DAN TINDAKAN
MAGIC IN THE MIDDLE OF A PANDEMIC; ECONOMY, SUCCESS, AND ACTION
mulai dari aspek sosial hingga ekonomi. Banyuwangi sebagai “Santet of Java” memberikan label sendiri dimata masyarakat, entah masyarakat indonesia secara umum maupun masyarakat Banyuwangi Sendiri. Denagn banyaknya hal-hal magic yang terlabel di masyarakat Banywuangi, maka pekerjaan sebagai dukun atau mendatangi dukun bukan hal baru di kota Ini. Mendatangi ahli magic memiliki tujuan untuk diberi pencerahan agar dapat melakukan aktivitas perdagangan dengan baik dan terarah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak sosial dan ekonomi yang muncul akibat pandemi Covid-19, mengetahui peran magic dimasa pandemi dan juga pemanfataan magic di dunia perdagangan masyarakat Banyuwangi. Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif dengan menggunakan pendekatan Fenomenologi Alfred Schutz. Dan menggunakan teori Alfred Schutz untuk mengetahui motif masyarakat yang memiliki pekerjaan sebagai pedaganagn mendatangi Ahli Magic dimasa pandemi. Hasil penelitian menunjukkan informan memiliki latar belakang keluarga yang beragam, mulai dari keluarga menengah ke bawah hingga menengah ke atas. Latar belakang yang sama dimiliki oleh informan adalah Orang tua yang memiliki pekerjaan sebagai pedagang. Selama pandemi covid-19 menimpah Indonesia, semua aspek kehidupan masyarakat mengalami dampak negatif, mulai dari segi ekonomi, sosial, hingga yang lainnya. Terutama segi perdagangan khususnya bagi Masyarakat Banyuwangi, hal ini dapat menjadikan salah satu faktor informan untuk mendatangi Kyai, mereka merasa bahwa membutuhkan banyak petunjuk untuk melanjutkan hidup ditengan kesulitan yang mereka alami di masa pandemi. Hal ini menurut Alfred Schutz termasuk kedalam motif tindakan In order To Motives. Sedangkan kedatangan meraka ke Kyai dengan alasan bahwa orang tua mereka yang memperkenalkan hal tersebut ke mereka, menurut Alfred Schutz hal ini termasuk dalam Because Motives. Magic memiliki peran tersendiri bagi para pedagang teruatama di Banyuwangi. Sebagai Kota Santet dan dengan adanya persatuan dukun Indonesia, hal-hal gaib sangat melekat bagi masyarakat
The Covid-19 pandemic has had a significant impact on all aspects of society, from social to economic aspects. Banyuwangi as "Santet of Java" gives its own label in the eyes of the community, whether Indonesian society in general or Banyuwangi society itself. With the many magical things labeled in the Banywuangi community, a job as a shaman or visiting a shaman is nothing new in this city. Visiting a magician has the goal of being enlightened so that he can carry out trading activities properly and with direction. This study aims to determine the social and economic impacts that arise due to the Covid-19 pandemic, determine the role of magic during the pandemic and also the use of magic in the trading world of the Banyuwangi community. This study uses a qualitative method using the phenomenological approach of Alfred Schutz. And using Alfred Schutz's theory to find out the motives of people who have jobs as traders to come to Magicians during the pandemic. The results showed that the informants had various family backgrounds, ranging from middle to lower to upper middle families. The informants have the same background as parents who have jobs as traders. During the Covid-19 pandemic overflowing in Indonesia, all aspects of people's lives experienced negative impacts, ranging from economic, social, to other aspects. Especially in terms of trade, especially for the Banyuwangi community, this can be a factor for informants to come to Kyai, they feel that they need a lot of guidance to continue their lives despite the difficulties they experienced during the pandemic. According to Alfred Schutz, this is included in the motive for the action In order To Motives. Meanwhile, they came to Kyai on the grounds that their parents introduced them to them, according to Alfred Schutz this was included in Because Motives. Magic has its own role for traders especially in Banyuwangi. As the City of Santet and with the existence of the Indonesian shaman association, occult things are very attached to the community