Sanggar Tari Solah Wetan merupakan sanggar yang memiliki prestasi bagus. Hal tersebut dipengaruhi oleh proses regenerasi yang bagus pula. Regenerasi sebagai proses pewarisan sangat diperhatikan di Sanggar Tari Solah Wetan, khususnya dalam kesenian Reyog Ponorogo. Dari hasil regenerasi tersebut, Sanggar Tari Solah Wetan meraih beberapa juara serta menjadi panutan bagi sanggar yang lain, dalam berkesenian Reyog Ponorogo.Salah satu upaya regenerasi Kesenian Reyog Ponorogo yang dilakukan di Sanggar Tari Solah Wetan yaitu dengan mengenalkannya melalui pembelajaran Reyog Mini bagi anak berusia 7 sampai 12 tahun agar obor kesenian tersebut tetap hidup.
Tujuan dalam penelitian ini yaitu mendeskripsikan 1) Regenerasi Kesenian Reyog Ponorogo yang dilakukan di Sanggar Tari Solah Wetan Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo, 2) Proses pembelajaran Reyog Mini di Sanggar Tari Solah Wetan Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo, dan 3). Kendala pembelajaran Reyog Mini di Sanggar Tari Solah Wetan.
Pada penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif.Teknik pengambilan data dilakukan dengan observasi, wawancara, serta dokumentasi. Untuk menguji validitas data dilakukan dengan triangulasi teknik, triangulasi metode, serta triangulasi waktu. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, serta verifikasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa regenerasi kesenian Reyog Ponorogo di Sanggar Tari Solah Wetan, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo terjadi secara alamiah serta berencana. Regenerasi alamiah berlangsung melalui hubungan darah pada anggota Sanggar Tari Solah Wetan. Regenerasi berencana berlangsung dengan adanya pelaksanaan pembelajaran Reyog melalui Reyog Mini dengan direncanakan. Regenerasi yang dilakukan lebih cenderung kepada regenerasi berencana daripada alamiah, meskipun keduanya saling berjalan. Dalam proses pembelajaran terjadi regenerasi berencana dengan beberapa tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan, serta evaluasi. Proses Pembelajaran menggunakan metode drill, tutor sebaya, dan berbasis tokoh. Dalam hal ini antara proses dan hasil sama-sama diperhatikan. Beberapa kendala yang dihadapi saat pembelajaran antara lain tempat pembelajaran yang belum tetap dan berubah-ubah, peralatan kurang memadai, dan tenaga pelatih yang masih kurang.
Simpulan dari penelitian ini bahwa regenerasi di Sanggar Tari Solah Wetan memiliki kontribusi yang sangat penting untuk keberlanjutan kesenian Reyog Ponorogo.Regenerasi kesenian Reyog Ponorogo melalui pembelajaran Reyog Mini menciptakan rasa handarbeni, handuweni terhadap kesenian tersebut.Pewarisan sejak dini membuat obor Kesenian Reyog Ponorogo tetap menyala meskipun perkembangan zaman semakin canggih
Solah Wetan dance studio is a studio that has good achievements. This influenced by good regeneration process. Regeneration as the inheritance process much considered in Sanggar Tari Solah Wetan, especially in Reyog Ponorogo art. From the results of the regeneration, Solah Wetan dance studio won several championships and became a role model for other studios, toward Reyog Ponorogo art. One of the efforts that Sanggar Tari Solah Wetan do to regenerate Reyog Ponorogo Art by introducing it through Mini Reyog learning for children aged 7 to 12 years so that the art torch is still alive.
The purpose of this study is to describe 1) Reyor Ponorogo Art Regeneration performed at Solah Wetan Dance Studio Subdistrict Sawoo, Ponorogo Subdistrict, 2) Reyog Mini Learning Process at Solah Wetan Dance Studio Ward Subdistrict Sawoo, Ponorogo Regency, and 3). The obstacle of learning Reyog Mini in Solah Wetan dance studio.
In this study a qualitative approach was used. Data collection techniques were carried out by observation, interviews, and documentation. To test the validity of the data is done by triangulation techniques, triangulation methods, and time triangulation. Data analysis is done by data reduction, data presentation, and verification.
The results of this study indicate that the regeneration of Reyog Ponorogo art in Sanggar Tari Solah Wetan, Sawoo District, Ponorogo Regency occurs naturally and is planned. Natural regeneration takes place through blood relations with members of the Solah Wetan Dance Studio. Regeneration plans take place with the implementation of Reyog learning through Reyog Mini planned. Regeneration carried out is more likely to be planned regeneration than natural, even though both of them walk together. In the learning process there is planning regeneration with several stages, namely preparation, implementation, and evaluation. Learning Process uses drill methods, peer tutoring, and character based. In this case, the process and results are equally considered. Some of the obstacles faced during learning included learning places that were not fixed and changing, inadequate equipment, and trainers were still lacking.
Conclusions from this study that regeneration in the Solah Wetan Dance Studio has a very important contribution to the sustainability of Ponorogo Reyog art. Ponorogo Reyog art regeneration through learning Reyog Mini creates a sense of handarbeni, handwriting towards the art. Inheritance from the beginning made the Reyog Ponorogo Art torch burning even though the development of the era is increasingly sophisticated.