Sampah dianggap sebagai barang sisa dari berbagai aktivitas kehidupan sehari-hari yang dapat menimbulkan permasalahan lingkungan. Kabupaten Mojokerto merupakan salah satu daerah padat populasi di Jawa Timur dengan kepadatan 1596 jiwa/Km2 dari 692 Km2 luasannya, namun Kabupaten Mojokerto hanya memiliki satu TPA yang beroperasi untuk 18 kecamatan. Meningkatnya jumlah penduduk sebesar 3% pada tahun 2015-2018 di Kabupaten Mojokerto berdampak terhadap jumlah timbunan sampah, sehingga terjadi lonjakan timbunan sampah di TPA. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kesesuaian lokasi TPA eksisting, menganalisis metode pengelolaan TPA eksisting, menganalisis timbunan sampah di Kabupaten Mojokerto tahun 2019-2023, dan menganalisis lokasi TPA alternatif pada tahun 2023.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Penelitian ini menggunakan subjek penelitian wilayah Kabupaten Mojokerto. Data-data diperoleh melalui teknik pengumpulan observasi dengan bantuan lembar observasi, dokumentasi, dan overlay. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan bantuan SIG dan juga perhitungan manual terkait proyeksi timbunan sampah. Analisis SIG menerapkan analisis Overlay, Buffer, dan Query guna mendapatkan hasil kesesuaian lokasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi TPA eksisting sesuai dengan SNI, baik lokasi maupun metode pengelolaan yang digunakan. Jumlah timbunan sampah pada tahun 2019-2023 terjadi peningkatan seiring dengan pertumbuhan penduduk, sehingga pada masa yang akan datang TPA eksisting tidak mampu menampung sampah yang masuk dengan jumlah timbunan lebih dari 50.000m3 di tahun 2023, sehingga TPA alternatif sangat dibutuhkan oleh Kabupaten Mojokerto. Sesuai hasil analaisis kelayakan lokasi terdapat dua lokasi strategis untuk TPA alternatif, yakni pada Kecamatan Kemlagi di Desa Tanjungan dengan luas 6,7 hektar, dan Kecamatan Dlanggu di Desa Punggul dengan luas 20 hektar.
Kata Kunci : TPA, Kesesuaian, Timbunan Sampah
Waste is considered as a waste product from various activities of daily life which can cause environmental problems. Mojokerto Regency is one of the densely populated areas in East Java with a density of 1596 people / Km2 out of 692 Km2 in area, but Mojokerto Regency only has one landfill that operates for 18 districts. The increasing population of 3% in 2015-2018 in Mojokerto Regency has an impact on the number of landfills, resulting in a surge of landfill in the landfill. This study aims to assess the suitability of the location of existing landfills, analyze the methods of managing existing landfills, analyze waste dumps in Mojokerto in 2019-2023, and analyze alternative landfill locations in 2023.
This research is a quantitative descriptive study with a survey method. This study uses a research subject in the Mojokerto Regency area. Data obtained through observation collection techniques with the help of observation sheets, documentation, and overlays. The data obtained were analyzed using GIS assistance and also manual calculations related to the projected waste dump. GIS analysis applies Overlay, Buffer, and Query analysis to get the results of location suitability.
The results showed that the location of the existing landfill was in accordance with SNI, both the location and the management method used. The number of landfills in 2019-2023 has increased along with population growth, so that in the future the existing landfill will not be able to accommodate the incoming waste with more than 50,000m3 in the year 2023, so an alternative landfill is urgently needed by Mojokerto Regency. According to the results of the site feasibility analysis, there are two strategic locations for alternative landfills, namely in Kemlagi District in Tanjungan Village with an area of 6.7 hectares, and Dlanggu District in Punggul Village with an area of 20 hectares.
Keywords: TPA, Conformity, Garbage Dump