Ekspresi Estetik Dalam Lakon Banjaran Cakil Oleh Dalang Ki Purbo Asmoro: (Kajian Etnopragmastilistika).
The Aesthetic Expression of Banjaran Cakil by Dalang ki Purbo Asmoro: Ethnopragmastylistic Studies
ABSTRAK
Darmawan. 2021. Ekspresi Estetik Dalam Lakon Banjaran Cakil Oleh Dalang Ki Purbo Asmoro: (Kajian Etnopragmastilistika). Tesis, Program Studi S-2 Bahasa dan Sastra, Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. Pembimbing I Prof. Dr. Setya Yuwana Sudikan, M.A, Pembimbing II Dr. Setijawan,M.Hum
Kata Kunci: Ekspresi estetik, perilaku komunikasi, tindak tutur, keindahan etnik, etnopragmastilistika.
Tujuan penelitian ini untuk menemukan (1) perilaku komunikasi dengan mendeskripsikan lakon Banjaran Cakil oleh Dalang Ki Purbo Asmoro, (2) Tindak Tutur dalam dengan mendeskrispkan jenis dan fungsi tindak tutur dalam lakon Banjaran Cakil, (3) Keindahan etnik dan mendeskripsikan lelewane basa dalam lakon Banjaran Cakil oleh Dalang Ki Purbo Asmoro.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tiga disiplin ilmu yaitu etnografi komunikasi, pragmatik dan stilistika yang dipadukan menjadi etnopragmastilistika. Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah pertunjukan wayang kulit oleh Ki Purbo Asmoro lakon Banjaran Cakil pada tanggal 14 Mei 2020. Data penelitian ini berupa kata, frase, kalimat, paragraf dan wacana dalam pagelaran wayang kulit lakon Banjaran Cakil dan Ki Purbo Asmoro sebagai informan utama di Gebang, Kadipiro, Surakarta, Jawa Tengah. Data ini kemudian digunakan untuk menemukan perilaku tutur, tindak tutur dan keindahan etnik dalang saat mendalang. Pengumpulan data diperoleh dari informan dan pertunjukan wayang kulit lakon Banjaran Cakil oleh dalang Ki Purbo Asmoro. Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan teknik (a) observasi, (b) wawancara, (c)perekaman, (d)pencatatan, (e) dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis hermeneutik dan metode agih, sedangkan untuk menghindari bias dalam penelitian ini dilakukan triangulasi pada setiap langkah penelitian, perangkat, diskusi dengan narasumber, FGD dan audit eksternal.
Hasil penelitian ini adalah perilaku komunikasi dalam lakon Banjaran Cakil dipengaruhi oleh konteks tuturan yang terjadi saat itu. Konteks terjadinya tuturan dilatarbelakangi oleh setting, participant, end, act, key, instrument, norms dan genre. Komunikasi yang terjadi dalam pagelaran wayang berupa antawacana, suluk, greget saut, sendhon, gendhing, dhdhogan kothak, keprakan dan sindhenan. Tindak tutur yang terjadi dalam lakon Banjaran Cakil menekankan terhadap fungsi keindahan, penggunaan lelewane basa menggunakan basa rinengga adalah ciri khas gaya pedalangan Ki Purbo Asmoro.
ABSTRACT
Darmawan. 2021. Ekspresi Estetik Dalam Lakon Banjaran Cakil Oleh Dalang Ki Purbo Asmoro: Kajian Etnopragmastilistika. Tesis, Program Studi S-2 Bahasa dan Sastra, Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. Pembimbing I Prof. Dr. Setya Yuwana Sudikan, M.A, Pembimbing II Dr. Setijawan,M.Hum
Keywords: Aesthetic expression, communication behavior, speech acts, ethnic beauty, ethnopragmastylism.
The purpose of this study was to find (1) communication behavior by describing the Banjaran Cakil play by Dalang Ki Purbo Asmoro, (2) internal speech acts by describing the types and functions of speech acts in the Banjaran Cakil play, (3) ethnic beauty and describing lelewane basa in the play. Banjaran Cakil by Dalang Ki Purbo Asmoro.
The theory used in this study uses three disciplines, namely communication ethnography, pragmatics and stylistics which are combined into ethnopragmastylism. This research is descriptive qualitative. The data source of this research is the wayang kulit performance by Ki Purbo Asmoro in Banjaran Cakil play on May 14, 2020. This research data is in the form of words, phrases, sentences, paragraphs and discourses in the wayang kulit performances in Banjaran Cakil and Ki Purbo Asmoro as the main informants in Gebang, Kadipiro, Surakarta, Central Java. This data is then used to find the speech behavior, speech acts and ethnic beauty of the dalang when performing the puppeteer. Data collection was obtained from informants and the puppet show in Banjaran Cakil by the puppeteer Ki Purbo Asmoro. Data collection activities were carried out using (a) observation, (b) interviews, (c) recording, (d) recording, (e) and documentation. The data analysis technique used hermeneutic analysis techniques and the agih method, while to avoid bias in this study triangulation was carried out at each research step, tools, discussions with resource persons, FGDs and external audits.
The result of this research is that communication behavior in Banjaran Cakil play is influenced by the context of the speech that occurred at that time. The context of the speech is motivated by setting, participant, end, act, key, instrument, norm, and genre. Communication that occurs in wayang performances in the form of antawacana, suluk, greget saut, sendhon, gendhing, dhdhogan kothak, keprakan, and sindhenan. The speech acts that occur in the Banjaran Cakil play to emphasize the function of beauty, the use of lelewane basa using basarinenggais a characteristic of Ki Purbo Asmoro's puppetry style.