Industri makanan saat ini, proses pengolahan bahan mentah menjadi bahan yang siap dikonsumsi menjadi hal utama. Kedelai memengang peranan yang vital dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, dalam satu tahun Indonesia membutuhkan sekitar 2,5 juta ton kedelai. Dari total kebutuhan kedelai di Indonesia, sebanyak 62% - 70% digunakan sebagai bahan baku tempe. Dalam proses pembuatan tempe yang berbahan baku kedelai, salah satu anggota kelpompok UKM tempe milik Bapak H. Cahyo produksi dengan kapasitas 150kg/hari. Selama ini proses pengolahan kedelai sebagai bahan baku tempe menggunakan mesin pencampur kedelai yang ada dipasaran. Namun, mesin yang selama ini digunakan memiliki beberapa kendala pada corong pengumpan mesin pencampur kedelai atau hooper, dimana posisi hooper yang terlalu tinggi, dan juga mesin tersebut tidak dapat dibongkar pasang atau knock down pada bagian rumah pengaduk. Hal ini menyulitkan pengusaha tempe untuk melakukan pembersihan setelah proses Pencampuran ragi kedelai Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan hasil desain mesin pencampur ragi tempe yang sesuai dengan keinginan pengusaha menggunakan analisa QFD (Quality Fuction Deployment). Untuk mengetahui komponen-komponen apa saja yang harus di kembangkan desainnya, sehingga bisa mendapatkan sistem kerja mesin yang optimal khususnya menjaga kualitas produk tempe kedelai pengusaha.

Metode yang digunakan adalah wawancara dan kuisioner sehingga analisa QFD dapat dilakukan. Target utama dalam penyebaran kuesioner ini adalah para pengusaha tempe yang ingin menerapkan teknologi alat pencampur ragi tempe. Pemberian kuesioner ini berguna untuk mengetahui keinginan dan penilaian konsumen terhadap mesin yang dikembangkan. varian mesin pengcampur ragi tempe yang telah beredar dipasar memiliki berbagai fitur yang berbeda. Namun mesin tersebut tidak sesuai dengan keinginan pengusaha dimana mesin pencampur harus dapat mencampur ragi dengan kedelai tanpa merusak tekstur kedelainya.

Hasil dari penelitian dengan metode QFD ini didapatkan desain mesin pencampur ragi kedelai pada konsep D,  dengan pisau pengaduk berbentuk reborn screw, sesuai dengan keinginan pengusaha yakni mesin pencampur harus dapat mencampur ragi dengan kedelai tanpa merusak tekstur kedelainya. Serta sistem knock down atau komponen lepas pasang, ditambah dengan menggunakan motor penggerak dengan daya listrik yang rendah serta mudah dalam perawatan.

Today's food industry, the process of processing raw materials into ready-to-consume ingredients is the main thing. Soybeans play a vital role in fulfilling people's basic needs, in one year Indonesia needs around 2.5 million tons of soybeans. Of the total soybean needs in Indonesia, 62% - 70% are used as raw material for tempeh. In the process of making tempeh made from soybeans, one of the members of the SME tempe group was Mr. H. Cahyo's production with a capacity of 150kg / day. So far, soybean processing as raw material for tempeh uses soybean breaking machines on the market. However, the machine that has been used has several obstacles in the feeding funnel of the soybean breaking machine or hooper, where the hooper position is too high, and also the machine cannot be assembled or knock down on the part of the stirring house. This makes it difficult for tempe entrepreneurs to carry out cleaning after the mixing process of soybean yeast. The purpose of this study was to obtain the design of tempe yeast mixing machine that was in accordance with the wishes of the employer using QFD analysis (Quality Fuction Deployment). To find out what components the design must develop, so that it can obtain an optimal engine working system, especially maintaining the quality of the soybean tempeh product of the entrepreneur.

The method used is interviews and questionnaires so that QFD analysis can be done. The main target in distributing this questionnaire is tempe entrepreneurs who want to apply the technology of tempe yeast mixer. Giving questionnaires is useful for knowing consumer desires and judgments about the machine being developed. the mixing variant of tempe yeast that has been circulating in the market has a variety of different features. But the machine is not in accordance with the wishes of the employer where the mixing machine must be able to mix yeast with soybeans without damaging the texture of the soybeans.

The results of this study using the QFD method were obtained by the design of a soybean yeast mixing machine in the D concept, with a reborn screw shaped knife, according to the entrepreneur's desire that the mixing machine should be able to mix yeast with soybeans without damaging the texture of the soybeans. As well as knock down systems or off-set components, added by using a motor drive with low electric power and easy to maintain.