Staphylococcus epidermidis merupakan bakteri yang umum ditemukan di kulit manusia yang bisa berubah menjadi patogen saat imun lemah. Pemberian antibiotik dapat meningkatkan resistensi bakteri dan mengakibatkan toksisitas bagi tubuh, sehingga perlu dilakukan eksplorasi bahan alam yaitu kulit alpukat dan daun kemangi. Kedua bahan alam memiliki senyawa bioaktif yang bersifat antibakteri. Tujuan penelitian yaitu untuk menguji aktivitas antibakteri dari kombinasi ekstrak kulit alpukat dan daun kemangi, maupun ekstrak tunggal masing-masing. Penelitian dilakukan menggunakan metode sumuran dengan berbagai kombinasi ekstrak kulit alpukat: ekstrak daun kemangi (1:3, 2:2, 3:1), ekstrak tunggal kulit alpukat, ekstrak tunggal kemangi, kontrol positif (kloramfenikol), dan kontrol negatif (aquades). Hasil uji one way ANOVA yang dilanjutkan uji Duncan menunjukkan bahwa setiap perlakuan mampu menghambat pertumbuhan bakteri S. epidermidis . Hasil penelitian menunjukkan adanya aktivitas antibakteri terhadap S. epidermidis pada kombinasi ekstrak kulit alpukat: ekstrak daun kemangi (1:3, 2:2, 3:1), ekstrak kulit alpukat, ekstrak daun kemangi, kontrol negatif dan kontrol positif rata-rata secara berturut yaitu 15,98 mm, 17,97 mm, 16,65 mm, 19,75 mm, 9,22 mm, 0mm, dan 23,18 mm. Ekstrak yang paling optimal dalam menghambat pertumbuhan S. epidermidis yaitu ekstrak tunggal kulit alpukat. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai rujukan untuk perkembangan obat dalam industri farmasi.
Kata kunci: tanaman; penyakit; zona hambat, Staphylococcus epidermidis