EKSISTENSI TARI THENGUL DI ERA MODERN SEBAGAI TARI DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO

Tari Thengul diciptakan pada tahun 1992 merupakan tarian yang diambil dari penggambaran atau adaptasi dari sebuah kesenian Wayang Thengul yang merupakan kesenian khas di Kabupaten Bojonegoro. Seniman di Kabupaten Bojonegoro melakukan upaya menggali bentuk tradisi yang berpijak pada kesenian Wayang Thengul sehingga dapat menarik minat masyarakat Bojonegoro, perkembangan Tari Thengul ini masih tetap dipelajari dan dilestarikan keberadaannya. Selain dalam pariwisata, tarian ini juga dimasukan ke dalam ranah pendidikan sebagai upaya memperkenalkan kepada generasi muda agar proses regenerasi tetap berjalan. Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu terkait dengan bagaimana latar belakang dan bentuk eksistensi eksistensi Tari Thengul di era modern sebagai tari daerah Kabupaten Bojonegoro.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori modernisasi, teori eksistensi dan teori perubahan sosial. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan objek penelitian eksistensi Tari Thengul di era modern sebagai tari daerah di Kabupaten Bojonegoro, penemuan data dengan menggunakan tahapan observasi dan wawancara, tahap reduksi data, validitas data, penyajian data berupa deskripsi, hingga kemudian dapat menarik kesimpulan bahwa Tari Thengul Kabupaten Bojonegoro masih eksis dan berkembang sampai saat ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tari Thengul Kabupaten Bojonegoro masih eksis sampai saat ini dapat dikatakan mempunyai eksistensi ketika tarian ini menjadi kesenian khas dari Kabupaten Bojonegoro sendiri, Eksistensi Tari Thengul berkembang tidak hanya pada bidang pariwisata saja namun juga pada bidang pendidikan serta meningkatkan ekonomi kreatif bagi masyarakat khususnya Kabupaten Bojonegoro. Tari Thengul bisa eksis sampai sekarang juga telah mengalami proses. Proses tersebut adalah proses revitalisasi Tari Thengul pada tahun 2011 proses revitalisasi ini bukan tanpa sebab karena untuk menjadikan Tari Thengul mempunyai kemasan baru dengan inovasi-inovasi dari seniman-seniman Bojonegoro agar Tari Thengul ini lebih dikenal luas dan tidak terkesan kuno dalam konteks zaman yang semakin modern. Sebuah eksistensi khususnya Tari Thengul yang ada juga tidak terlepas dari upaya pihak eksternal dan internal dari Kabupaten Bojonegoro. Bentuk upaya ini dilakukan agar Eksistensi Tari Thengul tetap ada dengan harapan ke depan terus bertambah eksis.

Thengul dance was created in 1992 is a dance taken from the depiction or adaptation of an art of Wayang Thengul which is a typical art in Bojonegoro regency. Artists in Bojonegoro Regency are making efforts to explore traditional forms based on the art of Thengul Puppetry so that it can attract the interest of the people of Bojonegoro, The development of Thengul Dance is still being studied and preserved its existence. In addition to tourism, this dance is also included in the realm of education as an effort to introduce the younger generation so that the regeneration process continues. The formulation of the problem in this study is related to how the background and form of existence of Thengul Dance in the modern era as a regional dance of Bojonegoro Regency.

The theories used in this study are modernization theory, existence theory and social change theory. This research uses a type of qualitative research with the object of research on the existence of Thengul Dance in the modern era as a regional dance in Bojonegoro Regency, data discovery using observation and interview stages, data reduction stages, data validity, data presentation in the form of descriptions, until then it can draw conclusions that Thengul Dance Bojonegoro Regency still exists and develops today. The results showed that Thengul Dance of Bojonegoro Regency still exists today can be said to have an existence when this dance became a distinctive art of Bojonegoro Regency itself, the existence of Thengul Dance developed not only in the field of tourism but also in the field of education and increasing the creative economy for the community, especially Bojonegoro Regency. Thengul dance can exist until now has also undergone a process. This process is the process of revitalizing Thengul Dance in 2011, this revitalization process is not without reason because to make Thengul Dance have a new packaging with innovations from Bojonegoro artists so that Thengul Dance is more widely known and does not seem old-fashioned in the context of increasingly modern times. An existence, especially Thengul Dance that exists is also inseparable from the efforts of external and internal parties from Bojonegoro Regency. This form of effort is carried out so that the existence of Thengul Dance continues to exist with the hope that in the future it will continue to exist.