Penelitian ini dilatar belakangi oleh hasil refleksi diri dan pengalaman penelitian sebelumnya peneliti menemukan konsep matematika SD dalam tari kreasi. Namun peneliti temui bahwa guru dan siswa di Nganjuk masih menganggap bahwa matematika dan tari tidak ada kaitannya. Oleh karena itu peneliti melakukan eksplorasi ke tari khas Nganjuk sebagai bentuk pelestarian budaya untuk menemukan konsep Matematika SD dan membuat desain pembelajaran matematika menggunkan STEAM dari konsep Matematika SD yang ditemukan serta menerapkan desain pembelajaran yang telaj dibuat untuk mengetahui pandangan guru dan peserta didik.

Penelitian ini adalah penelitian transformatif yang menggunakan multi paradigma yakni postmodernism, interpretivism, dan criticalism. Metodologi yang digunakan adalah auto|etnografi, dengan menggunakan teknik writing critical auto|etnography, writing as inquiry, postmodern interview, dan matriks pengumpulan data. Subjek penelitian ini terdiri atas peneliti, pelaku seni tari, guru, dan peserta didik SD

SDN 2 Gondangkulon Nganjuk.

Hasil penelitian ini adalah adanya konsep Matematika SD dari tari Mung Dhe khas Nganjuk berdasarkan auto│etnografi dari pengalaman peneliti dan penggiat seni tari antara lain: (i) Geometri: titik, garis, sudut, panjang, luas, bangun datar, bangun ruang (ii) Bilangan: bilangan romawi, bilangan asli, bilangan ganjil dna genap, lambang perbandingan bilangan (iii) Operasi Matematika: perkalian (iv) Pengukuran: panjang (v) Statistik: modus. Desain pembelajaran matematika berbasis STEAM di sekolah dasar terkait dengan konteks Tari Mung Dhe khas Nganjuk menggunakan langkah-langkah PjBL STEAM (Laboy-Rush) diantaranya (i) refleksi (ii) penelitian (iii) penemuan (iv) penerapan (v) mengkomunikasikan dengan alokasi pengerjaan proyek selama 6 hari. Pandangan guru terhadap desain pembelajaran Matematika berbasis STEAM menggunakan konteks Tari Mung Dhe khas Nganjuk ialah guru  tertarik untuk mengaplikasikan di pembelajaran Matematika di akhir semester dengan penyesuaian waktu sedangkan, bagi peserta didik mereka berpendapat bahwa pembelajaran matematika menjadi lebih menyenangkan, seru, dibandingkan dengan pembelajaran pada umumnya.

The research is the results of self-reflection and previous research experience. The researcher found elementary mathematics concepts in creative dance. However, researchers found that teachers and students in Nganjuk still think that mathematics and dance have nothing to do with it. Therefore, the researchers conducted an exploration of the Nganjuk traditional dance as a form of cultural preservation to find the concept of elementary mathematics and create a mathematics learning design using STEAM from the elementary mathematics concepts found and apply the learning design that has been made to find out the views of teachers and students.

This research was transformative research that used multiparadigms, namely postmodernism, interpretivism, and criticalism. The methodology used was auto|ethnography, using the technique writing critical auto|ethnography, writing as inquiry, postmodern interview, and data collection matrix. The subjects of this study consisted of the researcher, dancers, teachers, and students of SDN 2 Gondangkulon Nganjuk.

The results of this study are the concept of Elementary Mathematics from the Mung Dhe dance typical of Nganjuk based on auto│ethnography from the experiences of researchers and dance activists, including: (i) Geometry: points, lines, angles, length, area, shapes, shapes (ii ) Numbers: Roman numerals, natural numbers, odd and even numbers, symbols for comparison of numbers (iii) Mathematical operations: multiplication (iv) Measurement: length (v) Statistics: mode. The STEAM-based mathematics learning design in elementary schools is related to the context of the Nganjuk Mung Dhe Dance using the STEAM PjBL (Laboy-Rush) steps including (i) reflection (ii) research (iii) discovery (iv) application (v) communicating with allocation project for 6 days. The teacher's view of the STEAM-based Mathematics learning design using the context of Nganjuk Mung Dhe Dance is that teachers are interested in applying Mathematics at the end of the semester with time adjustments, meanwhile, for students they think that learning mathematics becomes more fun, exciting, compared to learning in general .