Kabupaten Nganjuk merupakan sebuah kabupaten yang terdiri dari 20 kecamatan, yang sedang mengalami per-kem-bangan. Tersedianya sarana dan prasarana transportasi umum mendukung kelancaran berbagai aktivitas.
Pentingnya penilaian tingkat persepsi dan harapan ter-hadap pelayanan adalah untuk mengukur tingkat kepuasan pe-numpang terhadap angkutan pedesaan trayek R (Nganjuk-Sawahan) pada Dinas Perhubungan Daerah Kabupaten Nganjuk. Pada penelitian ini pengukuran kepuasan penumpang kualitas menggunakan analisis GAP (kesenjangan) antara persepsi dengan harapan. Instrument pengambilan data menggunakan penyebaran kuesioner kepada 264 penumpang yang diukur dari 5 dimensi kualitas pelayanan, meliputi item tangible, emphaty, responsiveness, assurance, dan reliability.
Hasil penellitian ini menyatakan bahwa Tingkat kesenjangan antara persepsi dengan harapan penumpang terhadap angkutan pedesaan trayek R mendapat nilai negatif, hal ini berarti penumpang angkutan pedesaan trayek R (Nganjuk-Sa-wahan) merasa tidak puas terhadap pelayanan angkutan pedesaan trayek R, terutama pada dimensi layanan tangible dan reliabilty.
Nganjuk Regency is a district consisting of 20 sub-districts, a developing area. Availability of public transportation facilities and infrastructure launches various activities.
The importance of assessing the level of perception and expectation of service is to measure the level of passenger satisfaction with rural transportation on route R (Nganjuk-Sawahan) in regional transportation office at Nganjuk. In this study the measurement of quality passenger satisfaction using GAP analysis between perception and expectation. The instrument of data collection uses questionnaires to 264 passengers measured from 5 dimensions of service quality, including tangible, emphaty, responsiveness, assurance, and reliability.
The results of this study state that the level of gap between perceptions and expectations of passengers towards rural transportation route R was negative, this means that rural transportation passengers route R (Nganjuk-Sawahan) feel dissatisfied with rural transportation services on route R, especially in the dimensions of tangible and reliability services.