Penggunaan kamera analog pada era digital menjadikan karya-karya komunitas Analog Surabaya patut untuk diteliti. Dengan keterbatasan jenis kamera film yang mulai ditinggalkan Analog Surabaya mampu menyajikan karya fotografi jalanan Surabaya yang menarik dari sudut pandang mereka. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan karya anggota komunitas Analog Sub dengan aspek teori fotografi nonteknis oleh Yuyung Abdi. Pengambilan karya berdasarkan seleksi 5 karya dari 50 karya dengan jenis streetphotography yang dipamerkan di pameran foto analog Boiler Zoom pada tanggal 3 maret 2019 di studio Omah Jaman Now. Penelitian ini berjenis deskriptif kualitatif, dengan metode pengumpulan data yang didapat dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari hasil penelitian karya fotografi komunitas Analog Surabaya, terdapat dimensi visual disetiap karya yaitu sudut pengambilan, jarak pengambilan, format, latar, komposisi, elemen geometris dan warna yang sesuai teori nonteknis fotografi oleh Yuyung Abdi. Kecenderungan karya foto komunitas Analog Surabaya mempunya format landscape dan latar belakang yang mendukung objek utama, Serta kecenderungan warna yang kontras dan lebih matang yang disebabkan dari cirikhas warna roll film. Substansi yang terkandung dalam karya foto komunitas Analog Surabaya menceritakan bagaimana fotografi jalanan menjadi media untuk mengkomunikasikan kehidupan sosial yang sedang terjadi di kota Surabaya.
The use of an analogue camera in the digital era has made Komunitas Analog Surabaya’s (Surabaya Analogue Community) works as valuable objects to be analyzed. Despite the limited type of film camera nowadays, Komunitas Analog Surabaya manages to presents attractive works of Surabaya street photography from their perspective. The objective of this research is to describe Komunitas Analog Surabaya members’ works through Yuyung Abdi’s aspects of non-technical photography theory. 5 out of 50 works that have been showcased in the Boiler Zoom analogue photo exhibition on March 3, 2019, at Omah Jaman Now Studio are selected as the objects in this study. This research is descriptive qualitative type research, and the data collection is collected through observation, interview, and documentation. The result of this study shows that visual dimensions, which consist of; angle, distance, format, background, composition, geometric element, and colour exists in each Komunitas Analog Surabaya’s photography works and is match with Yuyung Abdi’s theory of non-technical photography. Komunitas Analog Surabaya’s works have tendencies of being presented in a landscape format and uses the background that helps to supports the main object, while the tendency of the contrast and bold colour is due to the characteristics of film roll colour. The substance contained in Komunitas Analog Surabaya’s works tells about how street photography has become the media to convey how social life is in Surabaya.