Tujuan penelitian ini mendeskripsikan upaya pelanggengan kekuasaan melalui (1) modal yang terdapat dalam Novel Kubah di Atas Pasir karya Zhaenal Fanani. (2) Habitus yang terdapat dalam Novel Kubah di Atas Pasir karya Zhaenal Fanani. (3) Ranah yang terdapat dalam Novel Kubah di Atas Pasir karya Zhaenal Fanani. (4) Kelas yang terdapat dalam Novel Kabah di Atas Pasir karya Zhaenal Fanani. (5) Trakjektori yang terdapat dalam Novel Kabah di Atas Pasir karya Zhaenal Fanani. (6) Pelanggengan kekuasaan dengan menggunakan kekerasan simbolik yang terdapat dalam Novel Kubah di Atas Pasir karya Zhaenal Fanani.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologis. Pendekatan ini menekankan hasil karya yang diciptakan, baik skala angkatan maupun individual memiliki aspek-aspek sosial tertentu yang dapat dibicarakan melalui model-model pemahaman sosial. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Kubah di Atas Pasir karya Zhaenal Fanani yang diterbitkan oleh penerbit Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kata-kata, kelimat-kalimat dan kutipan yang ada di dalam novel Kubah di Atas Pasir karya Zhaenal Fanani. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu teknik studi pustaka. Teknik studi pustaka digunakan untuk menemukan segala sumber yang terkait dengan data penelitian.
Hasil dalam penelitian ini diperoleh bahwa (1) modal yang terdiri dari tiga bagian, yaitu modal simbolik, modal budaya, dan modal sosial. (2) Kelas yang terdiri atas kelas dominan, kelas menengah dan kelas dominan. (3) Ranah yang terdapat di dalam novel ini dibagi menjadi dua, yaitu ranah ekonomi dan pendidikan. (4)Trajektori yang terdapat di dalam novel ini dibagi menjadi dua, yaitu Trajektori Fatikha dan petinggi desa. (5) . Beberapa habitus yang ada di dalam novel ini antara lain: (1) Sikap Fatikha yang memandang pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kemajuan Ngurawan. (2) Warga Ngurawan yang hanya menganut sistem kekeluargaan tanpa memandang hal lain sebagai pedoman hidupnya, bahkan dengan pendidikan sekalipun. (6) Dari kelima konsep yang dianalisis di dalam penelitian ini akan dikombinasikan dan menghasilkan suatu konsep, yaitu tentang kekerasan simbolik yang akan digunakan untuk melanggengkan kekuasaannya Kekerasan simbolik ini antara lain. (1) Memberikan izin kepada Ngurawan untuk tinggal di tanah yang bukan kepemilikannya. (2) Memberlakukan sistem monopoli penjualan pasir oleh petinggi desa. (3) Menggunakan dalih mengerti keadaan Ngurawan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. (4) Memberikan tanah garapan selama waktu yang ditentukan.
Kata Kunci: kekerasan simbolik, pelanggengan kekuasaan, novel Kubah di Atas Pasir
The purpose of this research describes efforts to maintain the authority through (1) the capital contained in the Kubah di Atas Pasir novel by Zhaenal Fanani. (2) The habitus contained in the Kubah di Atas Pasir novel by Zhaenal Fanani. (3) The domain contained in the Kubah di Atas Pasir novel by Zhaenal Fanani. (4) The class contained in the Kubah di Atas Pasir novel by Zhaenal Fanani. (5) The trajectory contained in the Kubah di Atas Pasir novel by Zhaenal Fanani. (6) Maintain the authority by using the symbolic violence contained in the Kubah di Atas Pasir novel by Zhaenal Fanani.
The approach used in this research is the sociological approach. This approach emphasizes the work created, both on a angkatan scale and individual scale which has certain social aspects that can be discussed through social understanding models. The data source in this research is the Kubah di Atas Pasir novel by Zhaenal Fanani, published by the publisher of Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. The data used in this research are in the form of words, sentences and quotations in the Kubah di Atas Pasir novel by Zhaenal Fanani. The technique used to collect data in this research is literature study techniques. Literature study techniques are used to find all sources related to research data.
The results in this study were obtained that (1) The capital consists of three parts, namely symbolic capital, cultural capital, and social capital. (2) The class consists of dominant class, middle class and dominant class. (3) The domain contained in this novel are divided into two, namely the economic and educational domains. (4) The Trajectory contained in this novel is divided into two, namely the Fatikha Trajectory and village officials. (5). Some habitus in this novel include: (1) Fatikha's attitude that views education is very important in the progress of Ngurawan. (2) Ngurawan residents who only embrace to the family system without looking at other things as a guide to their lives, even with education. (6) Five concepts analyzed in this study will be combined and produce a concept, which about symbolic violence that will be used to maintain its authority Symbolic violence, among others. (1) Give permission to Ngurawan to live on land that is not their own. (2) Enact a monopoly system for sand sales by village officials. (3) Use the excuse to understand the condition of Ngurawan to get what they wants. (4) Give the land for a specified time.
Keywords: symbolic violence, maintain the authority, the novel Kubah di Atas Pasir.