Strategi Coping Mahasiswa Papua di Surabaya dalam Menghadapi Stigma
Papuan Students’ Coping Strategy against Stigmatization in Surabaya
Dalam masyarakat multietnik seperti Indonesia, tak jarang terjadi stimatisasi dalam berbagai wujud. Salah satu korbannya adalah para mahasiswa Papua di Surabaya dalam peristiwa rasis tahun 2019. Dengan menerapkan pendekatan studi kasus, penelitian psikologi kualitatif ini mengkaji ragam dan dampak stigma yang dialami sejumlah mahasiswa Papua di Surabaya dalam peristiwa rasis tersebut. Lebih lanjut, riset ini ingin mengungkap strategi coping mereka dalam menghadapi dampak stigmatisasi. Setelah data terkumpul melalui wawancara semi-terstruktur dengan beberapa responden, yaitu empat mahasiswa Papua korban peristiwa rasis di Surabaya tahun 2019, data ini ditafsirkan dengan analisis tematik induktif. Tersingkap bahwa mereka mengalami stigmatisasi berbentuk labeling, stereotip negatif dan perlakuan diskriminatif. Akibatnya, mereka mengalami kemarahan, ketersinggungan dan trauma. Untuk menanggulangi dampak stigmatisasi ini, mereka menerapkan emotion-focused coping, yakni dengan menghindari masalah.
In multi-ethnic Indonesia, Papuan university students sometimes experience stigmatization. This happened to them, for example, in the racist anti-Papuan incident in Surabaya on August 16, 2019. Using the case-study approach, this qualitative psychological research examines the forms and impact of the stigmatization that the Papuan university students underwent in the incident. The study also looks into how they coped with the incident’s psychological aftereffects. Data were collected through semi-structured interviews with four Papuan students who were victims of racist abuses in the August 16 incident. An inductive, thematic analysis of the data revealed that the students were subject to three forms of stigmatization: labeling, negative stereotyping, and discrimination. As a result, they experienced anger, a feeling of being offended, and even trauma. To overcome these aftereffects of stigmatization, they used emotion-focused coping strategy by avoiding problems.