SOCIAL CONSTRUCTION OF TENGGULUN VILLAGE COMMUNITY ABOUT YAYASAN LINGKAR PERDAMAIAN
Banyaknya asumsi liar yang berkembang di masyarakat Tenggulun tentang Yayasan Lingkar Perdamaian menjadi akibat dari minimnya pengetahuan masyarakat. Hal ini disebabkan oleh 2 hal. Pertama adalah tidak adanya pemberian informasi serta transfer pengetahuan tentang esensi dan tujuan Yayasan Lingkar Perdamaian didirikan. Kedua, sikap tertutup Yayasan Lingkar Perdamaian kepada masyarakat Tenggulun yang semakin mendukung timbulnya banyak asumsi liar oleh masyarakat. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk menganalisis keraguan masyarakat tentang Yayasan Lingkar Perdamaian sebagai akibat dari bekembangnya asumsi liar oleh masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pisau analisis dalam penelitian ini menggunakan teori konstruksi sosial dari Peter L Berger dan Thomas Luckman melalui tahap eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Hasil akhir dari penelitian ini menunjukkan bahwa keraguan terbesar masyarakat Tenggulun adalah adanya kepentingan ekonomi (dana) oleh Yayasan Lingkar Perdamaian sebagai konstruksi yang terbentuk di masyarakat.
Many of the wild assumptions that develop in the Tenggulun about the Yayasan Lingkar Perdamaian are caused by the lack of public knowledge. This is caused by 2 things. The first is the absence of providing information and transferring knowledge about the essence and purpose of the Yayasan Lingkar Perdamaian. Second, the closed attitude of the Yayasan Lingkar Perdamaian to the Tenggulun community in fact increasingly supports the emergence of many wild assumptions by the community. The purpose of this study was to analyze the public's doubts about the Yayasan Lingkar Perdamaian as a result of the assumptions of the community that developed wildly. The method used in this research is qualitative with a phenomenological approach. The analytical knife in this research uses the social construction theory of Peter L Berger and Thomas Luckman through the stages of externalization, objectivation, and internalization. The final result of this research shows that the biggest doubt of the Tenggulun community is the existence of economic interests (funds) by the Yayasan Lingkar Perdamaian as a construction that is formed in the community.