Legenda Gunung Pucangan merupakan salah satu cerita yang masih dipercaya oleh masyarakat desa Cupak. Disana juga masih ada tradisi-tradisi yang masih dilaksanakan. Rumusan masalah yang dijelaskan yaitu (1) Bagaimana legendha Gunung Pucangan di Desa Cupak, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang, (2) Bagaimana aspek wujud dan makna tradisi yang ada di Gunung Pucangan Desa Cupak, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang, (3) Bagaimana fungsi legenda Gunung Pucangan di Desa Cupak, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang, (4) Bagaimana nilai kearifan lokal legenda Gunung Pucangan ing Desa Cupak, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang.
Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) Untuk menjeaskan legenda Gunung Pucangan, (2) Menjelaskan aspek wujud dan makna tradisi yang ada di Gunung Pucangan, (3) Menjelaskan fungsi legenda Gunung Pucangan, (4) Menjelaskan nilai kearifan lokal legenda Gunung Pucangan. Manfaat penelitian ini yaitu, diharapkan bisa memberi informasi, dokumentasi, referensi dan motivasi ketika melakukan penelitian folklor. Konsep legenda menggunakan konsep dari Danandjaja, makna menggunakan konsep dari Pierce, fungsi menggunakan konsep dari William R. Bascom dan Alan Dundes dan nilai kearifan lokal konsep dari Jim Ife. Panelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi, mencatat, dan merekam.
Hasil dari penelitian ini yang pertama menunjukan bahwa cerita tentang legenda Gunung Pucangan karena Dewi Kili Suci yang tidak mau dijadikan ratu di Kerajaan Kediri. Aspek wujud dan makna tradisi malem Jemuwah Legi, tradisi Muludan, tradisi Sedekah Desa yang mencakup mulai dari persiapan, pelaksanaan, sampai penutupan. Perlengkapan tradhisi malem Jemuwah Legi yaitu bunga setaman, bunga telon, dan dupa. Perlengkapan tradhisi Muludan yaitu bunga setaman, dupa, jenang sengkala/bubur, dan kain mori. Perlengkapan tradhisi Sedekah Desa yaitu tumpeng, cok bakal, gedhang raja, pala pendhem, dupa, dan bunga setaman setaman. Fungsi legenda Gunung Pucangan yaitu sistem proyeksi, sarana pengesah budaya, sarana pendidikan, sebagai alat pengendali sosial, sarana untuk menentramkan hati, sarana untuk mencari berkah, sarana untuk melestarikan kebudayaan, sebagai fungsi ekonomi dan sarana hiburan.
Nilai kearifan lokal Gunung Pucangan yaitu dimensi pengetahuan lokal mencakup tentang pengetahuan lokal yang berhubungan dengan lingkungan sekitar, dimensi nilai lokal sebagai pengatur dalam kehidupan di tengah masyarakat, dimensi keterampilan lokal sebagai kemampuan untuk mempertahankan hidup, dimensi sumber daya lokal mengenai masyarakat bisa mengolah SDA, dimensi mekanisme pengambilan keputusan lokal sebagai salah satu hal yang penting dalam memutuskan suatu permasalahan dengan musyawarah, dan solidaritas kelompok lokal
Kata kunci : Legendha, Tradhisi, Folklor
Mount Pucangan Legend is one of the stories that is still believed by the people of Cupak Village. The traditions are still held there. The problem formulation described is (1) How is Mount Pucangan Legend in Cupak Village, Ngusikan District, Jombang Regency, (2) How is the aspects of being and the meaning of traditions exist in Mount Pucangan Cupak Village, Ngusikan District, Jombang Regency, (3) How is the function of Mount Pucangan Legend in Cupak Village, Ngusikan District, Jombang Regency, (4) What is the value of local wisdom of Mount Pucangan Legend Cupak Village, Ngusikan District, Jombang Regency.
The purposes of this study are (1) To explain Mount Pucangan Legend, (2) To explain the aspects of being and meaning of traditions exist in Mount Pucangan, (3) To explain the function of Mount Pucangan Legend, (4) To explain the value of local wisdom of Mount Pucangan Legend. The benefit of this research is to provide information, documentation, references and motivation when conducting folklore research. The concept of legend uses the concept of Danandjaja, the meaning uses the concept of Pierce, the function uses the concept of William R. Bascom and Alan Dundes and the value of local wisdom concept is from Jim Ife. This research is a qualitative descriptive study. Data obtained from the results of observations, interviews, documentations, notes, and recordings.
The results of this study are to show that the story of Mount Pucangan Legend is because of the Goddess Kili Suci who did not want to be a queen in the Kingdom of Kediri. The aspects of being and meaning of the Night Jemuwah Legi tradition, the Muludan tradition, the Alms Village tradition which consist preparation, implementation and closure. Supplies of Night Jemuwah Legi traditions are setaman flowers, telon flowers and incense. Muludan traditions equipment are setaman flowers, incense, sengkala porridge, and Mori cloth. Alms Village traditions equipment are cone, cok bakal, gedhang raja, pala pendhem, incense, and setaman flowers. The function of Mount Pucangan Legend is a projection system, a means of cultural validation, a means of education, a means of social control, a means to pacify the heart, a means to seek blessings, a means to preserve culture, as an economic function and a means of entertainment.
The value of local wisdom from Mount Pucangan Legend also known as the dimension of local knowledge related to the surrounding environment. Dimension of local values are as regulator for life in the community. Dimension of local skills are as the ability to sustain life,. Dimension of local resources are about the community which can proceed natural resources. Dimension of local decision making mechanism is one of the important things in deciding a problem with consultation and solidarity of local groups.
Keyword : legend, tradition, folklor