Perkembangan pondok pesantren salafiyah desa bandar kidul kota kediri 1999-2010
Development of Salafiyah Islamic Boarding School in Bandar Kidul Village, Kediri City 1999-2010
Pondok pesantren salafiyah merupakan pesantren yang terletak di desa bandar kidul kota kediri. Meski pada awal berdirinya pondok ini hanya ditandai dengan adanya mushola atau masyarakat sekitar lebih mengenal dengan sebutan langgar angkring. Hingga pada akhirnya pondok ini mengalami perubahan perubahan dengan tetap menjalankan sistem pendidikan yang masih berpegang teguh yaitu pola pendidikan secara klasik. Dengan menjelaskan bagaimana latar belakang berdirinya pondok pesantren, bagaimana proses perkembangan pendidikan dan jug model pendidikan yang dipergunakan di pondok pesantren sebagai rumusan masalah yang ingin diambil, Sehingga menarik untuk diteliti lebih jauh mengenai bentuk perubahan seperti apa yang telah terjadi dengan tetap menjalakna pola-pola yang lama. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri atas Heuristik, Kritik, Interpretasi, dan Historiografi. Sumber yang digunakan berupa sumber lisan yang diperoleh dari wawancara pelaku sejarah, sumber tertulis, dan juga sumber lainya berupa foto kejadian. Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat beberapa pola pola perubahan mulai dari bergantinya kebijakan yang dibuat oleh pondok pesantren sampai pada pergantian kepengurusan pondok pesantren yang nantinya perubahan ini membawa pondok kepada pola-pola perubahan syang menunjang berkembanya pondok pesantren.
Pondok pesantren salafiyah merupakan pondok pesantren yang didirikan oleh kh abu bakar yang ahli dalam ilmu falak menjadikan modal penting dalam mendirikan pondok pesantren salafiyah. Pada tahun 1949 putra kh abu bakar yaitu kh abdul djalil sebagai generasi penerus berhasil membangun simpatik masyarakat untuk peduli akan pondok pesantren, hingga akhir nya kh abdul djalil berhasil menyelenggarakan pengajian umum yang diselenggarakan setiap hari kamis dan masih berlangsung sampai sekarang. Majelis pengajian ini yang menjadi sumber pengetahuan bagi masyarakat umum, khususnya desa bandar kidul kediri. Pondok pesantren berhasil membangun madrasah raudlatul mubtadi yang diamana madrasah ini menjadikan bukti bahwa pondok pesantren salafiyah mampu bertahan hingga sekarang. Saat ini sudah banyak pesantren yang membuka sekolah/madrasah. Namun ada kekhawatiran jika hanya menerima pendidikan agama, tidak akan mampu mengikuti perkembangan yang ada.
Kata kunci: Pondok pesantren
The Salafiyah Islamic Boarding School is a boarding school located in the village of Bandar Kidul, the city of Kediri. Although at the beginning of the establishment of this hut it was only marked by the presence of a prayer room or the surrounding community was more familiar with the term langgar angkring. Until in the end this cottage underwent changes by continuing to run an education system that still adhered to the classical pattern of education. By explaining how the background of the establishment of Islamic boarding schools, how the process of educational development and also the educational model used in Islamic boarding schools as the formulation of the problem to be taken, so it is interesting to study further about what forms of change have occurred while still implementing the patterns that have been developed. long. This study uses historical research methods consisting of Heuristics, Criticism, Interpretation, and Historiography. The sources used are oral sources obtained from interviews with historical actors, written sources, and also other sources in the form of photos of events. Based on the results of this study, there are several patterns of change ranging from changing policies made by Islamic boarding schools to changing the management of Islamic boarding schools which later this change brings the boarding schools to patterns of change that support the development of Islamic boarding schools.
The Salafiyah Islamic Boarding School is a boarding school founded by Kh Abu Bakar who is an expert in astronomy, making it an important capital in establishing Salafiyah Islamic Boarding Schools. In 1949 the son of kh Abu Bakar, namely kh Abdul Djalil as the next generation succeeded in building public sympathy for caring for Islamic boarding schools, until finally, Kh Abdul Djalil managed to hold a public recitation which was held every Thursday and is still ongoing today. This recitation assembly is a source of knowledge for the general public, especially in the village of Bandar Kidul Kediri. The Islamic boarding school has succeeded in building the Raudlatul Mubtadi Madrasa which is proof that the Salafiyah Islamic Boarding School is able to survive until now. Currently, many pesantren have opened schools/madrasas. However, there are concerns that if they only receive religious education, they will not be able to keep up with existing developments.
Keywords: Islamic boarding school