ABSTRAK
Karya Tari Samudiwaragati Sebagai Ungkapan Rasa Syukur Nelayan Pantai Prigi Dalam Bentuk Dramatik
Nama Mahasiswa : Puput Yuliana Saputri
NIM : 15020134068
Prodi/Jurusan : Seni Drama Tari dan Musik
Fakultas : Fakultas Bahasa Dan Seni
Nama Lembaga : Universitas Negeri Surabaya
Pembimbing : Dra. Jajuk Dwi Sasanadjati, M.Hum.
Tahun : 2019
Kata Kunci: Samudiwaragati, Ungkapan, Syukur, Dramatik.
Masyarakat Desa Tasikmadu sebagian besar menggantungkan hidupnya di laut. Sebagai ungkapan rasa syukur dan berdoa memohon keselamatan dalam bekerja, para nelayan mempunyai kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap setahun sekali yaitu Larung Sembonyo. Kurangnya perhatian atau antusiasme dari masyarakat terhadap upacara tersebut karena dialihkan pada arak-arakannya yang menghadirkan pertunjukan drumband, jaranan, dan penampilan lainnya. Saat upacara berlangsung perhatian masyarakat tidak tertuju pada upacara tersebut, sehingga terkesan sebagai hiburan semata. Penulis mencoba menciptakan sebuah sajian tari untuk menarik perhatian masyarakat yang berisi ungkapan rasa syukur masyarakat atas hasil laut melalui sajian sebuah karya koreografi baru dengan teknik gerak tradisional yang dikembangkan dengan tipe tari dramatik.
Kajian teori koreografi dari berbagai ahli dijadikan pijakan dalam penciptaan karya tari ini, koreografi kelompok oleh Sumandiyo Hadi, metode konstruksi I oleh Jacqueline Smith, dan teori ungkapan oleh Soedarsono. Hasil penciptaan karya tari yang relevan juga turut menjadi sumber atau referensi mengenai konsep, teknik, dan gaya untuk memperlihatkan perbedaan orisinalitas masing-masing karya tari. Karya tari yang memberikan kontribusi diantaranya Karya Tari “Sembonyo Duksina” tahun 2018 oleh Dio Tabah Harjuna Pranata Putra, karya dramatari “Babad Parigi” oleh Suparlan, dan karya tari “Udhikan” tahun 2018 oleh Ninin Desinta dan Tri Kristiani.
Pada penciptaan karya tari ini diperlukan pendekatan sebagai petunjuk penyusunan berbagai elemen untuk mencapai keberhasilan, sehingga koreografer menggunakan pendekatan Konstruksi I oleh Jacqueline Smith. Konsep dalam penciptaan karya tari ini terdiri dari tema yaitu wujud syukur dengan judul Samudiwaragati. Penata tari menggunakan tipe dramatik, dengan mode penyajian representatif dan simbolis. Penerapan tipe tari dramatik penulis ingin memunculkan suasana-suasana yang mendukung pada karya Samudiwaragati. Elemen utama tari adalah gerak dengan penggunaan teknik tradisional yang dikembangkan dan gaya tari Mataraman. Elemen pendukung meliputi iringan, tata cahaya, tata rias dan busana, tata pentas. Proses penciptaan dimulai dari rangsang, eksplorasi dan kerja studio, improvisasi, evaluasi, seleksi dan penghalusan dengan teknik penyampaian karya menggunakan demonstrasi, drill dan evaluasi sehingga terbentuk karya tari dengan judul Samudiwaragati.
Karya tari Samudiwaragati berdasarkan tema yang diambil yaitu wujud syukur menggambarkan ungkapan rasa syukur masyarakat nelayan Pantai Prigi yang disajikan dalam bentuk koreografi kelompok dengan enam penari putri. Bentuk pada karya tari ini yaitu dramatik berdasarkan teori oleh Jacqueline Smith tipe tari ini lebih memusatkan perhatian pada sebuah kejadian atau suasana. Karya tari ini terdiri dari lima bagian, adegan pertama introduksi, adegan kedua penggambaran masyarakat pesisir, adegan ketiga penggambaran doa dan harapan masyarakat, adegan keempat penggambaran kegiatan nelayan, adegan kelima penggambaran rasa syukur. Struktur penyajian dari karya tari ini terdiri dari lima bagian. Elemen utama tari adalah gerak tradisional yang dikembangkan dengan ekplorasi menggunakan kain jaring dengan gaya Mataraman. Elemen pendukungnya yaitu pola lantai yang memiliki keragaman dan memunculkan simbol-simbol tertentu, tata rias busana yang didesain anggun dengan nuansa warna putih dan ungu, musik pengiring menggunakan gamelan dengan laras pelog, dan tata teknik pentas di panggung procenium didukungan dengan pencahayaan sesuai dengan suasana yang dihadirkan.
Simpulan yang didapat dari deskripsi dan hasil pembahasan fokus isi dan bentuk pada karya tari ini yaitu dengan durasi sajian 13 menit, koreografer membuat sebuah komposisi ungkapan rasa syukur masyarakat nelayan. Pada proses penciptaan koreografer menemukan gaya yaitu gerak lemah lembut, rampak dan lincah yang berpijak pada tari Jawa Timur gaya Mataraman. Karya tari ini menggunakan penari berjumlah enam diharapkan mampu menyampaikan isi dari tema yang digunakan. Karya tari ini diharapkan dapat menjadi sebuah karya yang inspiratif melalui tema yang dihadirkan dan memberikan informasi tentang budaya yang ada di Trenggalek. Konsep garap karya ini memiliki kecenderungan pada gerak-gerak anggun dan lemah lembut sehingga dapat melatih kemampuan serta meningkatkan kualitas kepenariannya dalam hal intensitas dan konsentrasi penari dalam bergerak. Penggunaan tipe dramatik dalam karya ini memberikan kesan agung sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat.
ABSTRACK
Samudiwaragati Dance Works As An Expression Of Gratitude For Prigi Beach Fishermen In A Dramatic Form
Prodi/Jurusan : Pendidikan Sendratasik
Fakultas : Bahasa Dan Seni
Keywords : Samudiwaragati, Expression, Thanksgiving, Dramatic.
Most of the people of Tasikmadu village depend their lives on the sea. As an expression of gratitude and prayer for salvation at work, the fishermen have routine actibities held once a year, namely Larung Sembonyo. The lack of attention or enthusiasm from the community towards the ceremony was diverted to the procession which presented drumband, jaranan, and other performances. When the ceremony takes place people’s attention is not directed at the ceremony, so that it is as if entertainment. The author tries to create a dance presentation to attract the attention of the community that contains expressions of gratitude for the community for seafood through the presentation of a new choreography with traditional motion techniques developed with the type of dramatic dance.
The study of choreography theory from various expert was used as a basis in creating this dance work, group choreography by Sumandiyo Hadi, contruction method I by Jacqueline Smith, and the theory of expressions by Soedarsono. The result of the creation of relevant dance works are also a source or reference regarding concepts, techniques, and styles to show the differences in the originslity of each dance work. Dance works that contributed include, “Sembonyo Duksina” dance in 2018 by Dio Tabah Pranata Putra, Dramatari “Babad Parigi” by Suparlan, and “udhikan” dance in 2018 by Ninin Desinta and Tri Kristiani.
In the creation of this dance work, an approach is needed as a guide to the preparation of various elements to achieve success, so the choreographer uses the construction approach I by Jacqueline Smith. The concept in the creation of this dance work consists of a theme which is a thanksgiving with the title Samudiwaragati. Dance stylists use dramatic type with representational and symbolic mode of precentation. The application of the dramatic type of dance the author wants to bring about a supportive atmosphere in Samudiwaragati work. The main element of dance is motion using traditional techniques developed and Mataraman dance styles. Supporting elements including accompaniment, lighting, make-up and clothing, stage. The creation process starts from excitement, studio work, to the formation of dance works under the title Samudiwaragati. The creation process starts from excitement, studio exploration and work, improvisation, evaluation, selection and refinement with the delivery technique using demonstration, drill and evaluation so that dance works are formed with the title Samudiwaragati.
Samudiwaragati’s dance work based on the theme taken, which is a form of gratitude, illustrates the expression of gratitude for rthe Prigi beach fishing community which is presented in the form of group choreography with six woman dancers. This form of dance is dramatically based on the theory by this type af dance Jacqueline Smith focusing more on an event or atmosphere. This dance work consist of five parts, the first introductory scene, the second scene depicting coastal communities, the third scene depicting people’s prayers and hopes, the fourth scene depicting fishermen’s activities, the fifth scene depicting gratitude. The main elements of dance are traditional movements that are developed exploratively using net cloth with Mataraman style. The supporting elements, namely the floor pattern has diversity and gives rise to certain symbols, elegant make-up designs with white and purple nuances, musical accompaniment using the gamelan with laras pelog, and performance techniques on the proscenium stage supported by lighting in accordance with the atmosphere presented.
The conclusions obtained from the description and the results of the discussion on the focus of the contents and forms of this dance work are the duration 13 minute presentation, the choreographer found a style that is gentle, rampak and lively movements that rests on east java dance in the mataraman style. This dance work uses six dancer who are expected to be able to convet the contents of the theme used. The dance work is expected to be an inspiring work through the themes presented and provide information about culture in Trenggalek. The concept of working on this work has a tendency towards graceful movement and tenderness so that he can exercise his abilities and improve the quality of his dance in terms of the intensity and concentration of dancers in motion. The us of dramatic types in this dance gives a great impression as an expression of gratitude for the community.