Pemecahan Masalah Numerasi Konten Geometri dan Pengukuran Level Penalaran Siswa SMA Ditinjau dari Gaya Kognitif Field Independent dan Field Dependent

Numeracy Problems Solving of Geometry Content and Measurement Reasoning Level of High School Students Reviewed from Field Independent and Field Dependent Cognitive Styles

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemecahan masalah numerasi konten geometri dan pengukuran level penalaran siswa SMA ditinjau dari gaya kognitif Field Independent (FI) dan Field Dependent (FD). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan tipe sampling kriteria dalam rangka dilakukannya pemilihan siswa. Instrumen untuk mengumpulkan data pada penelitian ini berupa tes gaya kognitif atau Group Embedded Figures Test (GEFT) adaptasi dari Witkin (1977) dan tes pemecahan masalah numerasi (TPMN). Seluruh siswa kelas XI 8 diidentifikasi tipe gaya kognitifnya dengan menggunakan GEFT kemudian diambil masing-masing satu siswa yang mewakili setiap jenis gaya kognitif untuk diberikan TPMN. Selanjutnya peneliti menganalisis hasil jawaban TPMN kemudian peneliti melakukan kegiatan wawancara berbasis tugas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Siswa SMA FI dalam memecahkan TPMN nomor 1 numerasi geometri dan pengukuran mampu memenuhi indikator pada tahap memahami masalah, menyusun rencana, dan melaksanakan rencana; namun tidak mampu memenuhi indikator pada tahap memeriksa kembali hasilnya, serta secara keseluruhan level penalaran menganalisis mendominasi pemecahan masalah numerasi, (2) Siswa SMA FI dalam memcahkan TPMN nomor 2 numerasi geometri dan pengukuran mampu memenuhi indikator pada tahap memahami masalah, menyusun rencana, dan melaksanakan rencana; namun tidak mampu memenuhi indikator pada tahap memeriksa kembali hasilnya, serta secara keseluruhan level penalaran menganalisis mendominasi pemecahan masalah numerasi, (3) Siswa SMA FD dalam memcahkan TPMN nomor 1 numerasi geometri dan pengukuran mampu memenuhi indikator pada tahap memahami masalah dan menyusun rencana, namun tidak mampu memenuhi indikator pada tahap memeriksa kembali hasilnya karena kelemahan siswa SMA FD dalam level penalaran menganalisis, dan (4) Siswa SMA FD dalam memcahkan TPMN nomor 2 numerasi geometri dan pengukuran tidak mampu memenuhi indikator pada tahap memahami masalah sampai dengan tahap memeriksa kembali hasilnya karena kelemahan siswa SMA FD dalam level penalaran menganalisis. Implikasi penelitian ini terhadap pembelajaran matematika, yaitu (1) jika kelas siswa yang didominasi siswa bergaya kognitif FI maka guru dapat mengembangkan model atau modul pembelajaran dengan lebih banyak soal-soal penalaran dan (2) jika kelas siswa yang didominasi siswa bergaya kognitif FD maka guru dapat mengembangkan model atau modul pembelajaran dengan soal-soal yang bertahap dari soal-soal pemahaman, penerapan, hingga penalaran.