STRATEGI REGULASI DIRI DIANTARA PEMBELAJAR MULTI BAHASA PADA KOMUNITAS POLYGLOT INDONESIA

STRATEGIC SELF-REGULATION (S2R) AMONG MULTILINGUAL LEARNERS IN POLYGLOT INDONESIA COMMUNITY

Qomariyah, Anik Nur. 2022. Strategic Self-Regulation (S2R) Among Multilingual Learners In Polyglot Indonesia Community. Tesis. Pendidikan Bahasa dan Sastra. Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. Pembimbing (1): Syafi’ul Anam, Ph.D., Pembimbing  2): Slamet Setiawan, Ph.D.

Kata Kunci : polyglot, pengaturan diri strategis, pembelajar multilingual.

Pada era digital sekarang ini, memiliki kemampuan multibahasa semakin meningkat karena berbicara banyak bahasa yang berbeda memiliki nilai tambah bagi penuturnya. Kebutuhan untuk menguasai banyak bahasa jelas meningkat dari tahun ke tahun. Di Indonesia, banyak orang yang menguasai lebih dari tiga bahasa yang disebut poliglot. Mereka dianggap sebagai pembelajar mandiri, karena mereka belajar bahasa sendiri tanpa guru. Mereka menggunakan beberapa strategi untuk mengatur proses pembelajaran bahasa mereka. Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan pengaturan diri strategis dalam pembelajaran bahasa, perlu ditelaah lebih dalam, agar pembelajar bahasa lain yang ingin mengembangkan keterampilan berbahasanya dapat belajar dari apa yang dilakukan poliglot. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki jenis-jenis strategic self regulation (S2R) di antara pembelajar multibahasa di Komunitas polyglot Indonesia dan juga bagaimana mereka mengembangkan strategi mereka.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis studi kasus. Subyek penelitian ini adalah anggota komunitas Polyglot Indonesia yang memiliki kemampuan berbicara dalam banyak bahasa. Ada delapan responden terpilih yang diwawancarai untuk mendapatkan data penelitian. Data berupa transkrip wawancara, log kegiatan pembelajaran bahasa, dan dokumen pertemuan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden penelitian ini, poliglot, sebagian besar menggunakan semua strategi, terdiri dari strategi kognitif, strategi metakognitif, strategi afektif, dan strategi interaksi sosiokultural. Dilaporkan bahwa strategi tersebut digunakan sangat oleh responden. Namun beberapa responden tidak menggunakan beberapa strategi khusus, terutama strategi meta afektif dan strategi interaksi meta sosiokultural. Tidak berarti bahwa semua responden tidak menggunakan strategi tersebut, ada beberapa responden yang menggunakan strategi interaksi meta-afektif dan meta-sosiokultural, meskipun pada tingkat rendah.

Kesimpulannya, dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategic self regulation (S2R) di kalangan pembelajar multibahasa di Komunitas polyglot Indonesia masih banyak digunakan, meskipun beberapa strategi tidak digunakan.

Qomariyah, Anik Nur. 2022. Strategic Self-Regulation (S2R) Among Multilingual Learners In Polyglot Indonesia Community. Thesis. Language and Literature Education. Post Graduate of State University of Surabaya. Advisor (1): Syafi’ul Anam, Ph.D., and Advisor 2): Slamet Setiawan, Ph.D.

Keywords: Polyglot, Strategic Self Regulation (S2R), multilingual learners

This digital era has increased the value of multilingualism since speaking many different languages has added value to the speaker. The needs for mastering many languages is obvious increasing year by year. In Indonesia, there are many people who master more that three languages called polyglot. They consideres as independent learner, since they learn the languages by themself without nay teacher. They use some strategies to regulate thei language learning process. Therefore, in relation to strategic self regulation in language learning, it needs to analyze deeper, so the other language learners who are intended to develop their language skills could adapt from what polyglot did. Therefore, this research aims to investigate the types of strategic self regulation (S2R) among multilingual learners in polyglot Indonesia Community and also how they develop their strategies

This study employed qualitative research design using case study analysis. the subject of this study is the members of Polyglot Indonesia community who have ability to speak many languages. There are eight respondents chosen that are interviewed to gain the data of the study. The data were in form of interview transcription, language learning activity log, and meeting document.

The result of this study shows that respondents of this research, the polyglot, mostly employed all strategies, consist of cognitive strategies, meta-cognitive strategies, affective strategies, and sociocultural interaction strategies. It was reported that those strategies are employed highly by the respondents. But some of the respondents do not use some specific strategies, especially meta-affective strategies and meta-sociocultural interaction strategies. It does not mean that all respondents did not employ these strategies, there are some respondents who employ meta-affective and meta-sociocultural interaction strategies, even thoung in low level.

In conclusion, it can be inferred that the use strategic self regulation (S2R) among multilingual learners in polyglot Indonesia Community are still highly use, even though some strategies were not  employed.