Tradhisi Karo Ing Desa Ranupani Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang
Karo tradition at Ranupani vilage Senduro district Lumajang district
Tradhisi Karo merupakan perayaan seperti hari raya yang dilakukan masyarakat Tengger untuk memperingati asal-usul manusia yang diciptakan Tuhan Yang Maha Esa. Tradhisi karo ini dilaksanakan setiap bulan karo pada penanggalan suku Tengger. Permasalahan yang diteliti pada penelitian ini yaitu : 1) Mula buka tradhisi karo,
2) Tatalaku tradhisi karo, 3) Apa saja jenis ubarampe dan makna yang terdapat dalam tradhisi karo, 4) Apa fungsi tradhisi karo dalam kehidupan masyarakat, 5) Cara melestarikan tradhisi karo, 6) Pendapat masyarakat desa Ranupani mengenai tradhisi karo. Konsep folklor membahas tentang makna dan fungsi folklor untuk masyarakat. Untuk menganalisis masalah yakni menggunakan teori dan konsep yang selaras dengan masalah. Untuk menjelaskan bab makna menggunakan teori dan konsep makna simbolis yaitu teori Herusatoto. Cara melestarikan menggunakan konsep Jacobus Ranjabar. Serta fungsi menggunakan teori William R. Bascom dan Alan Dundes. Dan pendapat masyarakat menggunakan teori Mulyana dan Sumaiyah.
Manfaat penelitian, yakni 1) Menambah ilmu, 2) Untuk melestarikan tradhisi karo, 3) Untuk dokumentasi, 4) Untuk menguri-uri. Tujuan penelitian, yaitu: 1) Menjelaskan mula buka, 2) Menjelaskan tatalaku tradhisi karo, 3) menjelaskan jenis ubarampe dan maknanya, 4) Menjelaskan fungsi, 5) Menjelaskan cara nguri-uri, 6) Menjelaskan pendapat masyarakat. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif, sumber data dan data penelitian, instrumen penelitian, tata cara mengumpulkan data dan teknik analisis data.
Hasil dari penelitian dapat disimpulkan tradhisi karo dilakukan untuk memperingati asal-usul manusia dan Seca Setuhu. Trdhisi karo ini seperti perayaan hari raya untuk masyarakat Tengger. Tradhisi karo dilakukan setiap bulan karo pada penanggalan suku Tengger. Ubarampe yang digunakan tradhisi karo yaitu tumpeng, kue pasung, jadah dan tamping, klasa, bubur putih dan bubur merah serta petra. Fungsi tradhisi karo untuk pendidikan, pengesah budaya, alat proyeksi, dsb. Dan fungsi lain tradhisi karo sebagai silaturahmi, pelestari budaya, wujud syukur dan hiburan. Cara nguri-uri tradhisi karo terbagi dua yakni pengalaman budaya dan pengetahuan budaya. Serta pendapat masyarakt dibagi menjadi dua yaitu pendapat pemerintah dan pendapat kaum muda. Dari pendapat masyarakt terdapat masyarakat setuju dan tidak setuju dengan tradhisi karo
Kata Kunci: Tradhisi Karo, Makna simbolik dan Fungsi
Karo tradition refers to a celebration like a holiday implemented by Tengger people to commemorate the human origins who were created by the Almighty God. This tradition is carried out on every Karo month based on Tengger calendar. The problems of this study are: 1) The nature of Karo tradition, 2) Tatalaku in karo traditions, 3) Types of ubarampe and the meaning laid in Karo tradition, 4) Functions of Karo tradition in people's lives, 5) How to preserve Karo traditions, 6) Public's opinions in Ranupani village about Karo tradition. The concept of folklore discusses about the meaning and function of folklore for society. To analyze the problems, the researcher employed theories and concepts that are in line with the problems. To explain the meaning, it uses the theory and concept of symbolic meaning from Herusatoto theory. To tell about its conservation, it uses the concept of JacobusRanjabar. To tell about its functions, it uses the theory of William R. Bascom and Alan Dundes. Also, to tell about public's opinion, it uses the Mulyana and Sumaiyah theory.
The research benefits are 1) to giving addition to knowledge, 2) to preserve Karo tradition, 3) documentation, 4) menguri - uri. The research objectives were: 1) Explaining mulabuka, 2) Explaining the Karo traditional practices, 3) explaining the types of ubarampe and their meanings, 4) Explaining the function, 5) Explaining the way of nguri-uri, 6) Explaining the people's opinion. The method used are descriptive qualitative method, data sources and research data, research instruments, data collection procedures and data analysis techniques.
The results of the research revealed that Karo tradition was carried out to commemorate the human origins and SecaSetuhu. This tradition is like a holiday celebration for Tengger people. This tradition is done on every Karo month based onTengger tribe calendar. The ubarampe used in Karo tradition are tumpeng, pasung cake, jadah and tamping, klasa, white porridge and red porridge and petra. The traditional functions of Karo are for education, cultural validation, projection tools, etc. And other functions of Karo tradition are as friendship, cultural preservation, a form of gratitude and entertainment. Nguri-uri in Karo tradition is divided into two; cultural experience and cultural knowledge. Moreover, public's opinion is divided into two; the opinion of government and the opinion of young people. From the opinion of the people, there are people who agree and disagree with Karo tradition
Keywords: Karo Tradition, Symbolic Meaning and Function