Ketersediaan teknologi informasi telah menjadi kebutuhan utama dalam berbagai aspek kehidupan modern, terutama dalam hal bisnis. Banyak organisasi memanfaatkan TI untuk peningkatan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas, mempercepat proses bisnis, serta meminimalkan risiko kesalahan operasional. Namun disisi lain, perubahan yang tidak dikelola dengan baik, justru mengakibatkan gangguan bisnis, inefisiensi, dan potensi kerugian finansial, sehingga manajemen konfigurasi menjadi sangat penting untuk diterapkan. Penerapan manajemen konfigurasi juga dirasa masih sulit dilakukan oleh beberapa organisasi, karena menjadi sesuatu hal yang baru. Padahal, kurangnya implementasi disiplin manajemen konfigurasi dapat menimbulkan masalah ketidakakuratan data yang berdampak pada pengambilan keputusan dan efisiensi operasional.
Manajemen konfigurasi merupakan proses yang mencakup identifikasi, penyimpanan, dan pengendalian perubahan item konfigurasi serta komponen item konfigurasi selama siklus hidup sistem, untuk memastikan konsistensi dan pemeliharaan sistem sesuai dengan kondisi yang diinginkan. Dengan adanya manajemen konfigurasi, informasi mengenai konfigurasi layanan dan item konfigurasi menjadi lebih akurat dan dapat diandalkan. Manajemen konfigurasi membantu mencegah masalah kinerja, inkonsistensi sistem, perubahan yang tidak terdokumentasi, dan masalah kepatuhan terhadap regulasi.
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan manajemen konfigurasi sesuai dengan standar ISO/IEC 27001:2022, COBIT 2019, dan ITIL V4 melalui pembuatan dokumen tata kelola. Hasil dari penelitian ini berupa lima proses utama dan lima peran yang direpresentasikan dalam diagram RACI, serta dokumen tata kelola manajemen konfigurasi yang meliputi dua dokumen kebijakan, tiga dokumen pedoman, tiga dokumen prosedur, dan enam formulir untuk mendukung implementasi manajemen konfigurasi, yang diharapkan dapat membantu organisasi dalam mencapai keamanan informasi yang optimal dan kepatuhan terhadap standar ISO/IEC 27001:2022, COBIT 2019, dan ITIL V4.