Penciptaan karya batik ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan Perupa pada penggunaan Aksara Jawa. Seiring berkembangnya jaman setelah adanya huruf Abjad, Aksara Jawa mulai ditinggalkan bahkan dilupakan. Terinspirasi oleh salah satu karya seni dari Bengkulu yaitu batik Besurek, yang motif utamanya adalah kaligrafi, Perupa ingin mengangkat Aksara Jawa sebagai sumber ide penciptaan karya batik.Selain aksara, Jawa juga memiliki kalimat-kalimat pitutur (nasehat) antara lain “Urip Iku Urup”, “Nerima Ing Pandum”, “Ing Ngarsa Sung Tulada”, “Ing Madya Mangun Karsa”, dan “Tut Wuri Handayani”.Perupa menggabungkan keduanya dalam sebuah karya batik, yaitu dengan menciptakan motif batik berupa Aksara Jawa yang berisi kalimat-kalimat pitutur tersebut.Aksara tersebut digambarkan secara stilasi dan tetap mempertahankan karakternya. Pembuatan karya batik melalui tahapan penciptaan mulai dari penggalian ide penciptaan, penentuan tema, penentuan alat dan bahan, pembuatan desain, penorehan lilin, pewarnaan, pelepasan lilin/pelorodan, hingga finishing. Karya yang dihasilkan berupa 3 lembar kain batik berupa kain panjang masing-masing dengan judul “Urip Iku Urup”, “Nerima Ing Pandum”, “Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”, dan sebuah hiasan dinding dengan judul “Nusantara”.
The creation of this batik work was motivated by the concern of artists in the use of Javanese script. Along with the development of the era after the presence of the letters of the alphabet, Javanese script began to be abandoned even forgotten. Inspired by one of Bengkulu's artworks, Besurek batik, whose main motive is calligraphy, artist want to promote Javanese script as a source of ideas for the creation of batik works. In addition to scripts, Java also has pitutur sentences (advice) including "Urip Iku Urup", "Nerima Ing Pandum", "Ing Ngarsa Sung Tulada", "Ing Madya Mangun Karsa", and "Tut Wuri Handayani". The artist combines the two in a batik work, namely by creating a batik motif in the form of a Javanese script that contains these pitutur sentences. The script is described in a stylized manner and still retains its character. The making of batik works through the stages of creation starting from extracting creation ideas, determining themes, determining tools and materials, making designs, waxing, coloring, releasing candles / pelorodan, to finishing. The work produced in the form of 3 pieces of batik cloth in the form of long cloth each with the title "Urip Iku Urup", "Nerima Ing Pandum","Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani", and a wall decoration with the title "Nusantara".