Tradhisi Ing Petilasan Syekh Jamaludin Malik Ing Desa Kramat Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan (Tintingan Folklor)
Tradition In Syekh Jamaludin Malik Petilasan In The Village Kramat Kecamatan Lamongan Lamongan District (Folklor Review)
TPSJM adalah tradisi yang ada di desa Kramat Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan yang terjadi karena pengaruh petilasan Syekh Jamaludin Malik. TPSJM dilaksanakan setiap tahun, setiap 5 minggu sekali, dan setiap seminggu sekali sebagai wujud syukur kepada Allah SWT yang sudah memberikan kehidupan yang aman dan tentreram serta memberikan rejeki yang tidak ada putusnya. Permasalahan dari penelitian ini adalah: bagaimana asal mula desa Kramat, bagaimana asal usul TPSJM, apa saja tradisi yang ada di TPSJM, bagaimana pelaksanaan TPSJM, bagaimana bahan-bahan di dalam TPSJM, bagaimana fungsi folklor dari TPSJM, dan bagaimana perubahan yang ada di TPSJM. Tujuan penelitian ini adalah: menjelaskan tentang asal usul TPSJM, menjelaskan jenis tradisi dalam TPSJM, menjelaskan pelaksanaan TPSJM, menjelaskan bahan-bahan yang ada di TPSJM, menjelaskan fungsi folklor dalam TPSJM, serta menjelaskan tentang perubahan kebudayaan dalam TPSJM.
Analisis teori yang digunakan untuk menjelaskan penelitian ini adalah konsep folklor dari Danandjaja, makna dan simbol dari teori Ferdinand de Saussure dan Charles Sander Peirce, fungsi menggunakan teori dari Bascom, serta perubahan kebudayaan menggunakan teori dari Maran. Rancangan penelitian yaiku deskriptif kualitatif, instrumen penelitian berupa peneliti, daftar pertanyaan, dan alat bantu. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik menganalisis data dengan cara pengumpulan data, reduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa petilasan Syekh Jamaludin Malik memuat sejarah yang ada hubungannya dengan asal usul desa Kramat. Oleh karena itu, tradisi yang berkembang di petilasan Syekh Jamaludin Malik ini adalah sedekah bumi, haul, pengajian tiap malam Jum’at Kliwon, dan ziarah. Setiap tradisi memiliki pelaksanaan dan bahan-bahan yang berbeda-beda. Pelaksanaan sedekah bumi yaiku pembentukan program, pembentukan kepanitiaan, menyiapkan hari baik, menyiapkan tempat, menyiapkan bahan-bahan, kerja bakti, melekan, berdoa, dan ditutup dengan haul, dan membutuhkan bahan-bahan seperti bunga setaman dan tumpeng. Pelaksanaan tradisi haul diantaranya membentuk panitia, menyiapkan bahan-bahan, menyiapkan tempat, kirim doa, dan ditutup dengan makan bersama, dan membutuhkan bahan-bahan seperti tumpeng, jajan pasar, dan buah-buahan. Pelaksanaan pengajian setiap malam Jum’at Kliwon yaitu khotmil qur’an, menyiapkan tempat, menyiapkan bahan-bahan, membaca tahlil, makan bersama, dan membutuhkan bahan-bahan berupa tumpeng. Yang terakhir pelaksanaan tradisi ziarah yaitu wudhu, menyiapkan bunga, membaca tahlil atau yasin dan diakhiri dengan berdoa, membutuhkan bahan-bahan yaitu bunga kenanga.
Adapun fungsi TPSJM yaitu sebagai sistem proyeksi, sebagai alat pengesahan budaya, sebagai sarana pendidikan, dan alat pengendalian sosial. TPSJM juga mempunyai fungsi lainnya yaitu sebagai fungsi religi, fungsi sosial, dan sarana melestarikan budaya Jawa. Kemudian perubahan yang ada di TPSJM terjadi dari sisi pelaksaaan yaitu haul dan dari bahan-bahan berupa tumpeng.
Kata Kunci: Tradisi, Petilasan Syekh Jamaludin Malik, Folklor
TPSJM is a tradition that exists in the village of Kramat, Lamongan District, Lamongan Regency which occurs due to the influence of Syekh Jamaludin Malik's petilasan. TPSJM is held every year, every 5 weeks, and once a week as a form of gratitude to Allah SWT for giving a safe and secure life and providing a lasting fortune. The problems of this research are: what is the origin of the village of Kramat, how is the origin of TPSJM, what are the traditions in TPSJM, how is the implementation of TPSJM, how the materials are in TPSJM, how the folklore function of TPSJM, and how changes are in TPSJM . The objectives of this research are: to explain the origin of TPSJM, to explain the types of traditions in TPSJM, to explain the implementation of TPSJM, to explain the materials in TPSJM, to explain the functions of folklore in TPSJM, and to explain about cultural changes in TPSJM.
Theoretical analysis of this research used the folklore concept from Danandjaja, meanings and symbols from the theory of Ferdinand de Saussure and Charles Sander Peirce, functions using Bascom's theory, and cultural change using Maran's theory. The research design is descriptive qualitative research, research instruments in the form of researchers, a list of questions, and aids. Data collection techniques using observation, interviews, documentation, and literature. Techniques to analyze data by collecting data, reducing data, presenting data, and drawing conclusions.
The results showed that Syekh Jamaludin Malik's petilasan contained a history that had something to do with the origin of the village of Kramat. Therefore, the traditions that developed in Syekh Jamaludin Malik's petilasan were earth alms, haul, recitation every Friday Kliwon night, and pilgrimage. Each tradition has different practices and ingredients. The implementation of alms on earth, namely the formation of programs, the formation of committees, preparing a good day, preparing a place, preparing materials, community service, doing prayer, praying, and covering with haul, and requires planting flower materials and tumpeng. The implementation of the haul tradition includes forming a committee, preparing materials, preparing a place, sending prayers, and closing it with a meal together, and requiring ingredients such as tumpeng, market snacks, and fruits. The recitation is held every Friday Kliwon night, namely khotmil quran, preparing a place, preparing materials, reading tahlil, eating together, and requiring materials in the form of tumpeng. Finally, the implementation of the pilgrimage tradition, namely ablution, preparing flowers, reading tahlil or yasin and ending with prayer, requires materials, namely kenanga flowers.
The TPSJM function is as a projection system, as a means of cultural validation, as a means of education, and a means of social control. TPSJM also has other functions, namely as a religious function, a social function, and a means of preserving Javanese culture. Then the changes in TPSJM occurred in terms of implementation, namely haul and from ingredients in the form of tumpeng.
Keywords: Tradition, Syekh Jamaludin Malik's Petilasan, Folklore