Analisis Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Hybrid Learning di SMK Negeri 2 Surabaya
Analysis of the Effectiveness of Using Hybrid Learning Learning Models at SMK Negeri 2 Surabaya
Wabah covid-19 yang melanda Indonesia berdampak pada berbagai sektor yang ada, termasuk sektor pendidikan. Pemerintah dituntut untuk memutar otak dalam pelaksanaan pembelajaran. Di SMK Negeri 2 Surabaya telah menerapkan pembelajaran secara hybrid learning (25% siswa dikelas dan 75% di rumah menggunakan aplikasi microsoft teams) untuk mengatasi masalah ini. Penerapan metode pembelajaran hybrid learning dilakukan karena wabah covid-19 yang menimpa Indonesia menimbulkan pro kontra dari pelajar dan juga guru yang mengajar. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penghambat dan faktor pendukung apa saja dalam penerapan model pembelajaran hybrid learning, Apakah efektif model pembelajaran hybrid learning di terapkan untuk membantu pemahaman siswa, dan apakah model pembelajaran hybrid learning dapat tetap dilanjutkan untuk pembelajaran. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis dan mendeskripsikan data hasil pengamatan. Data di ambil dari dua sudut pandang siswa dan guru di jurusan teknik komputer dan jaringan. Kurikulum pendidikan perlu dievaluasi berdasarkan data yang di dapat dari sudut pandang siswa tidak setuju 47 atau setara 39,17% dan sangat tidak setuju 5 siswa atau setara 4,17%. Sedangkan dari sudut pandang guru menjawab tidak setuju 3 orang atau setara 60% menunjukkan bahwa kurikulum penerapan model pembelajaran hybrid learning belum diatur dengan baik. Komunikasi antara guru dan siswa menjadi kurang efektif berdasarkan data yang di dapatkan siswa memilih tidak setuju 65 atau setara 54,17% dan sangat tidak setuju 7 siswa atau setara 5,83%. Sedangkan dari sudut pandang guru menjawab tidak setuju 4 orang atau setara 80%. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan penggunaan model pembelajaran hybrid learning dinilai kurang efektif. Pembelajaran ini butuh banyak penyempurnaan dan kajian. Tetapi penerapan pembelajaran ini dapat membantu di saat pandemi covid-19 ini dikarenakan model pembelajaran ini membagi aktivitas siswa di rumah 75% dan di sekolah 25%.
The COVID-19 outbreak that hit Indonesia had an impact on various existing sectors, including the education sector. The government is required to rack the brain in the implementation of learning. At SMK Negeri 2 Surabaya, hybrid learning (25% of students in class and 75% at home uses the Microsoft Teams application) has been applied to overcome this problem. The application of the hybrid learning learning method was carried out because the Covid-19 outbreak that hit Indonesia caused pros and cons from students and also teachers who taught. The purpose of this research is to find out what inhibiting and supporting factors are in the application of the hybrid learning learning model, whether the hybrid learning model is effectively applied to help students understand, and whether the hybrid learning learning model can be continued for learning. Qualitative descriptive method was used to analyze and describe the observational data. The data are taken from two perspectives of students and teachers in the department of computer and network engineering. The education curriculum needs to be evaluated based on the data obtained from the point of view of students who disagree 47 or equivalent to 39.17% and strongly disagree 5 students or equivalent to 4.17%. Meanwhile, from the teacher's point of view, 3 people disagree or equal to 60% indicating that the curriculum for implementing the hybrid learning learning model has not been properly regulated. Communication between teachers and students becomes less effective based on the data obtained by students choosing to disagree 65 or equivalent to 54.17% and strongly disagree 7 students or equivalent to 5.83%. Meanwhile, from the teacher's point of view, 4 people disagreed or equivalent to 80%. The conclusion of this study shows that the use of the hybrid learning model is considered less effective. This study requires a lot of refinement and study. But the application of this learning can help during the covid-19 pandemic because this learning model divides student activities at home 75% and at school 25%.