KONSTRUKSI MASYARAKAT DESA TENTANG STATUS KEPEMILIKAN TANAH PASCA PELAKSANAAN PTSL DI DESA SUMBERHARJO KECAMATAN SUMBERREJO KABUPATEN BOJONEGORO

VILLAGE COMMUNITY CONSTRUCTION REGARDING THE STATUS OF LAND OWNERSHIP POST PTSL IMPLEMENTATION IN THE VILLAGE SUMBERHARJO SUMBERREJO BOJONEGORO, EAST JAVA

Minimnya informasi yang benar mengenai status kepemilikan tanah, membuat masyarakat menganggap bahwa yang mempunyai hak milik atas suatu bidang tanah adalah yang menempati tanah tersebut selama bertahun-tahun dan menyimpan dokumen  berupa Letter C Desa maupun SPPT. Pandangan tersebut menjadikan kondisi dimana sering munculnya permasalahan, konflik dan sengketa tanah dikarenakan saling mengakui hak kepemilikan atas tanah. Dengan begitu, pandangan masyarakat merupakan faktor yang sangat penting dalam upaya menanggulangi permasalahan sengketa tanah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan konstruksi sosial Berger. Analisis data dilakukan sesuai dengan teori konstruksi sosial Berger dimana konstruksi sosial dapat dipahami melalui identifikasi eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya konstruksi yang berbeda dari setiap individu sesuai dengan tingkatan informasi dan pengalaman yang dimiliki. Pertama, masyarakat mengkonstruksi status kepemilikan tanah (Hak Milik) adalah orang yang sudah menempati tanah selama bertahun-tahun. Kedua, status kepemilikan tanah (Hak Milik) adalah seseorang yang memiliki dokumen Letter C Desa maupun SPPT. Ketiga, status kepemilikan tanah (Hak Milik) merupakan seseorang yang mempunyai bukti kepemilikan tanah berupa Sertifikat Hak Milik (SHM).

Lack of correct information regarding the status of land ownership, makes people think that those who have property rights over a plot of land are those who have occupied the land for many years and keep documents in the form of Village Letter C and SPPT. This assumption makes conditions where problems, conflicts and land disputes often arise due to mutual recognition of ownership rights to land. Therefore, Community opinion is a very important factor in efforts to overcome the problem of land disputes. This study uses qualitative methods with Berger's social construction approach. Data analysis was carried out according to Berger's theory of social construction where social construction can be understood through identification of externalization, objectivation and internalization. The results of this study indicate that there are different constructs for each individual according to the level of information and experience they have. First, the community constructs the status of land ownership (Hak Milik) as people who have occupied the land for many years, Second, the status of land ownership (Property Right) is someone who has a Village Letter C or SPPT document, Third, the status of land ownership (Property Right) is someone who has proof of land ownership in the form of a Freehold Certificate (SHM)