Wujud Kasar Ing Pisuhan sajrone Tindak Tutur Ilokusi Ngarahake Mrentah Ing Pasar Turi Surabaya
The Rough Form of Pisuhan In The Action of Directive Illocusion In Surabaya's Turi Market
Bahasa adalah alat komunikasi antara satu dengan lainnya dalam masyarakat untuk menjukan maksud yang diinginkan sehingga seseorang dapat memahami apa yang dikatakan oleh pembicara. Wujud kasar adalah kata yang mempunyai sifat sindiran, kata yang membuat sakit hati. Tujuan dari penelitian ini adalah supaya mengerti karakteristik dan bentuk pisuhan dalam tindak tutur ilokusi direktif menyuruh. Sumber data dalam penelitian ini yaitu berupa rekaman percakapan dari masyarakat dan catatkan mengenai pisuhan dalam tindak tutur ilokusi direktif menyuruh di Pasar Turi Surabaya. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Didalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan teknik semak dan mencatat. Sumber data yang diteliti yaitu berupa lisan, yaitu tuturan yang digunakan panutur dan mitratutur secara langsung yang diucapkan setiap harinya. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu peneliti sendiri bertindak sebagai human instrument. Setelah mendapatkan data yang diharapkan, data tersebut kemudian diolah menggunakan metode deskriptif. Data xix tersebut kemudian dijelaskan menggunakan kalimat yang disusun secara naratif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan ada dua belas karakteristik pisuhan dan dua belas pisuhan dalam tindak tutur ilokusi direktif menyuruh di Pasar Turi Surabaya. Tindak tutur tersebut diucapkan secara langsung yang menjukkan panutur menggunakan pisuhan sebagai tuturan menyuruh kepada mitratutur.
Kata kunci: Tindak Tutur Ilokusi Direktif, Pisuhan, Karakteristik dan Wujud Kasar
Language is a means of communication between one another in society to show the desired intention so that someone can understand what the speaker is saying. Crude is a word that has the nature of satire, a word that makes the heart hurt. The purpose of this study is to understand the characteristics and forms of pisuhan in the directive illocutionary speech act of telling. The source of data in this study is in the form of recordings of conversations from the community and notes about pisuhan in the directive illocutionary speech act of ordering at Pasar Turi Surabaya. This research is a qualitative descriptive research. In collecting data, the researcher used the bush and note-taking technique. The source of the data studied is in the form of oral, namely the speech used by the panutur and the partner of speech directly which is spoken every day. The research instrument used is the researcher himself acts as a human instrument. After getting the expected data, the data is then processed using descriptive methods. The data is then explained using sentences arranged in a narrative manner. xxi The results of this study indicate that there are twelve characteristics of pisuhan and twelve pisuhan in directive illocutionary speech acts in Pasar Turi Surabaya. The speech act is spoken directly which shows the panutur using pisuhan as an utterance to command the speech partner.
Keywords: Illocutionary Acts of Commanding, Separation, Characteristics and Gross Form