SOCIAL ACTIONS OF THE MUHAMMADIYAH GROUP ON WETON WEDDING IN KARANGPOH, SURABAYA
Umumnya pengikut Muhammadiyah banyak dikenal tidak mempercayai tradisi perhitungan weton karena tidak sesuai dengan ideologi ajarannya yaitu pemurnian agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Bertolak belakang dengan pernyataan tersebut, beberapa pengikut Muhammadiyah di Karangpoh ditemukan masih melestarikan tradisi perhitungan weton sebagai peninggalan turun-temurun. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tipologi kelompok Muhammadiyah Karangpoh, faktor yang mendasari weton pernikahan, penerapan fungsi weton, dan tindakan sosial kelompok Muhammadiyah tentang tradisi weton pernikahan di Karangpoh. Penelitian ini menggunakan teori tindakan sosial yang digagas oleh Max Weber. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan verstehen. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; Pertama, tipologi pengikut Muhammadiyah Karangpoh dapat digolongkan ke dalam kelompok yaitu Kiai Dahlan, Muhammadiyah-NU (Munu), dan Marhaenis Muhammadiyah (Marmud). Kedua, faktor utama yang menjadi penyebab pengikut Muhammadiyah masih melakukan tradisi perhitungan weton adalah keinginan orang tua, keterikatan keluarga dengan tradisi Jawa, dan perilaku toleransi terhadap tradisi Jawa sedangkan faktor pendukungnya adalah pengalaman orang lain serta lingkungan sekitar. Ketiga, penerapan fungsi weton sesuai dengan tradisi Jawa yaitu untuk mengetahui kecocokan pasangan dan hari baik pernikahan. Keempat, pengikut Muhammadiyah Karangpoh melakukan tiga tindakan dalam keputusan terkait tradisi weton dalam pernikahan antara lain; tindakan rasionalitas instrumental yaitu tidak ingin dianggap melupakan tradisi jawa dan melakukan shalat istikharah, tindakan berorientasi nilai meliputi nilai dan norma sosial sebagai bentuk menghormati orang tua serta nilai agama dengan mengadakan pengajian pra nikah dan hasil perhitungan dianggap sebagai doa, dan tindakan tradisional yaitu sebagai bentuk menghargai, melestarikan, menjaga, dan menghormati tradisi atau kebiasaan yang telah ada sejak lama.
Kata Kunci: kelompok Muhammadiyah, tindakan sosial, weton
Generally, many Muhammadiyah followers are known to not believe in the tradition of calculating the weton because it is not in accordance with its ideology, namely the purification of the Islamic religion so that a true Islamic society can be realized. Contrary to this statement, some Muhammadiyah followers in Karangpoh were found to still preserve the tradition of calculating weton as a hereditary heritage. The purpose of this study is to describe the typology of the Muhammadiyah Karangpoh group, the factors underlying the wedding weton, the application of the function of the weton, and the social actions of the Muhammadiyah group regarding the weton wedding tradition in Karangpoh. This study uses the theory of social action initiated by Max Weber. The method used in this research is qualitative with a verstehen approach. Data was collected by using observation, interview, and documentation techniques.
The results of this study indicate that; First, the typology of followers of Muhammadiyah Karangpoh can be classified into groups, namely Kiai Dahlan, Muhammadiyah-NU (Munu), and Marhaenis Muhammadiyah (Marmud). Second, the main factors that cause Muhammadiyah followers to still carry out the weton calculation tradition are the wishes of their parents, family attachments to Javanese traditions, and tolerant behavior towards Javanese traditions while the supporting factors are the experiences of other people and the surrounding environment. Third, the application of the weton function is in accordance with Javanese tradition, namely to find out the compatibility of the couple and the auspicious day of the wedding. Fourth, followers of Muhammadiyah Karangpoh took three actions in decisions related to the weton tradition in marriage, among others; acts of instrumental rationality, namely not wanting to be considered forgetting Javanese traditions and performing istikharah prayers, value-oriented actions including social values and norms as a form of respecting parents and religious values by holding pre-wedding recitations and the results of calculations are considered as prayers, and traditional actions as a form of appreciating, preserve, maintain, and respect traditions or customs that have existed for a long time.
Keywords: Muhammadiyah group, social action, weton