Pembelajaran Mandiri dan Berpikir Kritis dengan Strategi Kelas Terbalik dalam Pengajaran Bahasa Inggris pada Kelas Membaca di Perguruan Tinggi

Autonomous Learning and Critical Thinking through a Flipped Classroom in ELT Reading Class of Higher Education

Terdapat dua syarat keterampilan utama dalam menempuh pendidikan di perguruan tinggi yaitu meningkatnya kemandirian mahasiswa yang mendorong mereka untuk bertanggung jawab dalam belajar dan menjadi mahasiswa yang mandiri, dan memfasilitasi mahasiswa dalam berpikir kritis juga merupakan salah satu keterampilan yang harus ada. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan kelas terbalik dalam mendorong dan memfasilitasi mahasiswa untuk belajar mandiri dan berpikir kritis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan mengamati fenomena penerapan kelas terbalik baik di dalam kelas maupun di luar kelas tanpa terlibat dalam proses pembelajaran yang diamati. Secara umum, hasil penelitian ini menyatakan bahwa proses penerapan kelas terbalik dapat mendorong dan memfasilitasi mahasiswa untuk belajar mandiri dan berpikir kritis. Pertama, pengembangan strategi instruksional kelas terbalik diterapkan dalam matakuliah di kelas. Dosen mengetahui sepenuhnya tentang setiap tahapan yang diperlukan sejak awal proses pembelajaran untuk memastikan bahwa metode tersebut benar-benar diterapkan. Kedua, dosen yang menerapkan strategi ini memanfaatkan teknologi tepat guna yaitu WhatsApp. Teknologi ini merupakan teknologi yang fleksibel yang dimanfaatkan baik oleh dosen maupun mahasiswa, dan komunikasi dan pengajaran dalam proses pembelajaran dapat diakses setiap saat. Ketiga, dalam penerapan strategi kelas terbalik, dosen menggunakan model diskusi sejawat yang terdiri dari kegiatan diskusi dan penilaian dengan mahasiswa di kelas. Dosen melakukan hal yang sama yaitu menerapkan strategi pembelajaran kolaboratif untuk memastikan bahwa pengetahuan yang dipelajari dapat menyatu dengan fakta-fakta yang ditemukan di dunia nyata di sekitar mereka. Mahasiswa dapat merasa lebih bertanggung jawab atas pembelajaran mereka dan lebih termotivasi jika mereka memiliki pilihan strategi untuk belajar. Selain itu, keterampilan berpikir kritis seperti menganalisis, mengevaluasi, memecahkan masalah, dan menciptakan telah diperkuat melalui diskusi kelompok dan pembelajaran kolaboratif. Mahasiswa dibimbing dalam menyelesaikan tugas mereka dengan rubrik yang telah diberikan. Mahasiswa mendemonstrasikan berbagai tingkat kemampuan membaca kritis pada setiap tahap proses karena produk akhir dari pembelajaran ini mencakup aspek membaca kritis. Terakhir, disarankan agar temuan dan pembahasan dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengaplikasikan strategi penggunaan kelas terbalik dalam penelitian lain di masa mendatang. Diskusi sejawat dan pembelajaran kolaboratif adalah bagian dari kelas terbalik yang digunakan dalam penelitian ini. Disarankan agar penelitian selanjutnya dapat menambahkan penggunaan strategi lain sebagai bagian dari pendekatan kelas terbalik yang bisa diterapkan.

Two essential requirements in higher education are the growth of learner autonomy that has arisen to the frontage as it encourages learners to be responsible for their learning and become autonomous learners, and critical thinking is also one of the skills that must be facilitated. The present study is expected that the flipped classroom implementation promotes the students’ autonomous learning and facilitates the students’ critical thinking. The study is qualitative in nature. The data was collected by observing the flipped classroom implementation phenomena, both in-class and out-class, but did not get involved in the observed activities. In general, the present study found the process of implementing a flipped classroom that promoted autonomous learning and facilitated critical thinking. In the beginning, the essential requirements for developing instructional strategies employing flipped classrooms were delivered in this course. The teacher is fully aware of each necessary stage from the beginning of the learning process to ensure that the method is implemented. Second, the teacher who is implementing this strategy action makes use of a user-friendly technology called WhatsApp. This technology is a flexible technology utilized by both the teacher and students, and it allows for communication and instruction in learning to be accessible at any time. Third, while implementing the flipped classroom technique, the teacher utilized a peer discussion model, which consists of discussion and assessment activities with the students in the class. The teacher does the same thing, namely applying a collaborative learning strategy to ensure that the knowledge learned may be merged with the facts found in the real world around the students. Students could feel more in-charge of their learning and more motivated if they have options for learning. Besides, critical thinking skills such as analyzing, evaluating, problem-solving, and creating have been strengthened through group discussion and collaborative learning. The students are guided in completing their assignments by the rubric provided to them. Students demonstrated varying degrees of critical reading ability at each stage of the process due to the end product, which includes the critical reading aspect. Lastly, the present study suggested that the findings and discussion of this study can be utilized as a roadmap for carrying out this strategy in the future. Peer discussion and collaborative learning were a part of the flipped classrooms used in the research. It is recommended that future studies use other additional strategies that are part of the flipped classroom approach to be implemented.