Sexism in Male Perpetrators of Domestic Violence
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) merupakan fenomena sosial dengan jumlah kasus yang terus meningkat. Salah satu sebab kekerasan KDRT adalah ketidaksetaraan gender yang berdampak pada seksisme. Penelitian ini mengkaji seksisme sebagai salah satu penyebab KDRT dan laki-laki sebagai pelaku KDRT. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data utama dikumpulkan melalui wawancara semi terstruktur dan dianalisis menggunakan analisis tematik. Partisipan penelitian ini adalah tiga laki-laki pelaku KDRT dan klien bimbingan BAPAS Kelas 1 Malang. Studi ini menemukan bahwa seksisme berkontribusi besar pada KDRT yang dilakukan laki-laki. Seksisme dalam penelitian ini bersifat ambivalen dan terdiri atas hostile sexism (penolakan gender) dan benevolent sexism (penerimaan gender) dan melibatkan viktimisasi terhadap istri yang menjadi dasar bagi pelaku untuk melakukan tindak kekerasan.
Kata Kunci: Seksisme, ketidaksetaraan gender, kekerasan dalam rumah tangga, pelaku KDRT
As a public concern, domestic violence continues to increase. Domestic violence results from gender inequality, which produces sexism. This qualitative case study explores sexism as a root cause of domestic violence and men as its perpetrators. Data were collected through semi-structured interviews and analyzed using thematic analysis. Participants of this study included three male perpetrators of domestic violence and clients of BAPAS Kelas 1 Malang. This study found that sexism contributed greatly to domestic violence perpetrated by men. Ambivalent sexism is either hostile sexism or benevolent sexism: it involves the victimization of the wife and moves the perpetrator to commit acts of violence.
Keywords: Sexism, gender inequality, domestic violence, domestic violence perpetrators