Hubungan antara Pemaafan dengan Kesejahteraan Psikologis pada Perempuan Dewasa Awal Korban Body Shaming
Maraknya konten mengenai standar kecantikan di sosial media membuat kasus body shaming meningkat dan hal ini berdampak pada kesejahteraan psikologis korban. Coping strategi menangani dampaknya adalah pemaafan. Peneliti menguji apakah terdapat hubungan pemaafan dengan kesejahteraan psikologis pada perempuan dewasa awal korban body shaming. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional. Sampel dalam penelitian ini 91 subjek dipilih memakai purposive sampling dengan kriteria mahasiswi psikologi UNESA, berusia 18-25 tahun, pernah mengalami body shaming. Pengumpulan data menggunakan kuisioner. Instrumen yang digunakan yakni skala Transgression-Related Interpersonal Motivations (TRIM-18) dan skala kesejahteraan psikologis. Analisis data menggunakan analisis korelasi pearson. Hasil analisis menunjukkan taraf signifikansi 0,000 (p <0,05) dan koefisien korelasi 0,591 (r=0,591) berarti adanya hubungan positif antara pemaafan dengan kesejahteraan psikologis yang termasuk dalam kategori sedang. Hasil yang diperoleh menunjukkan hipotesis diterima yaitu terdapat hubungan antara pemaafan dengan kesejahteraan psikologis pada perempuan dewasa awal korban body shaming. Peneliti selanjutnya dapat mengkaji dalam populasi yang lebih luas dan tidak terbatas pada usia dewasa awal.
Kata Kunci: Pemaafan, Kesejahteraan psikologis, Body shaming
The rise of content about beauty standards on social media has increased cases of body shaming and this has an impact on the psychological well-being of victims. The coping strategy to deal with the impact is forgiveness. Researchers tested whether there is a relationship between forgiveness and psychological well-being in early adult female victims of body shaming. This study used a correlational quantitative method. The sample in this study was 91 subjects selected using purposive sampling with the criteria of UNESA psychology students, aged 18-25 years, having experienced body shaming. Data collection was done using a questionnaire. The instruments used were the Transgression-Related Interpersonal Motivations (TRIM-18) scale and the psychological well-being scale. Data analysis used Pearson correlation analysis. The results of the analysis showed a significance level of 0.000 (p < 0.05) and a correlation coefficient of 0.591 (r = 0.591), meaning that there is a positive relationship between forgiveness and psychological well-being which is included in the moderate category. The results obtained show that the hypothesis is accepted, namely that there is a relationship between forgiveness and psychological well-being in early adult women who are victims of body shaming. Future researchers can examine a wider population and not limit it to early adulthood.
Keywords: Forgiveness, Psychological well-being, Body shaming