IDENTIFICATION OF SPASIAL AUTOCORELATION IN UNEMPLOYMENT IN EAST JAVA USING MORAN INDEX
Tingkat pengangguran di Indonesia terutama provinsi Jawa Timur terbilang cukup tinggi. Masalah pengangguran ini jika tidak segera dianalisa akan menjadi beban bagi perekonomian negara. Dalam menganalisa masalah ini dapat menggunakan autokorelasi spasial. Autokorelasi spasial merupakan korelasi dari suatu objek berdasarkan jarak, waktu dan lokasi. Sehingga dengan menggunakan analisis ini dapat memberikan informasi mengenai keterkaitan antar daerah di Jawa Timur dalam masalah pengangguran yang ada. Metode yang digunakan adalah Indeks Moran. Nilai Indeks Moran diperoleh sebesar 0,002729608 dan menunjukkan bahwa autokorelasi spasial yang terjadi pada pengangguran Jawa Timur adalah autokorelasi spasial negatif. Dapat disimpulkan bahwa pada pengangguran di Jawa Timur tidak terdapat autokorelasi spasial yaitu antara kabupaten/kota satu dengan yang lain tidak saling berkorelasi.
Kata Kunci: Autokorelasi spasial, Indeks Moran, Pengangguran
The unemployment rate in Indonesia, especially in the province of East Java, is quite high. This unemployment problem, if not analyzed immediately, it will be a burden on the country's economy. In analyzing this problem, spatial autocorrelation used. Spatial autocorrelation is the correlation of an object based on distance, time, and location. This analysis can provide information about the inter-regional linkages in East Java in the existing unemployment problem. The method used is the Moran Index. The Moran Index value obtained was 0.002729608. It showed that the spatial autocorrelation that occurred in East Java unemployment was negative. It concludes that in unemployment in East Java, there is no spatial autocorrelation between one regency/city that does not correlate with each other.
Keywords: Spatial autocorrelation, Moran’s Index, Unemployment