PENAMAAN JALAN DI KOTAMADYA SURABAYA; KAJIAN TOPONIMI
NAMING THE ROAD IN SURABAYA CITY; TOPONIMIC STUDY
Nama merupakan penanda identitas pada seseorang, tempat, dan bangunan. Penamaan jalan merupakan pemberian nama pada jalan yang bertujuan untuk mempermudah masyarakat dalam mengenali jalan dalam peta kota. Pemberian nama tempat biasanya memiliki maksud tertentu serta mengandung sebab seperti berdasarkan keadaan alam. Hal tersebut juga terjadi di Surabaya. Penamaan jalan di Surabaya didasarkan pada nama tumbuhan, hewan, ikon populer, dan sebagainya, sehingga nama jalan di Surabaya menjadi bervariasi. Berdasarkan hal tersebut, masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah penamaan jalan di Kotamadya Surabaya dan pola penamaan jalan di Kotamadya Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode pustaka/dokumentasi. Teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik baca dan teknik catat. Instrumen pengumpulan data pada penelitian menggunakan human instrumen yang dilengkapi pedoman dokumentasi berupa tabel data nama jalan di Kotamadya Surabaya. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode padan intralingual. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik pilah unsur penentu. Instrumen analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel klasifikasi penamaan jalan dan tabel pola penamaan jalan. Berdasarkan masalah yang dikaji, penamaan jalan di Kotamadya Surabaya dapat diklasifikasi menjadi delapan kelompok. Pertama, terdapat 821 penamaan jalan yang didasarkan pada deskripsi, yang terbagi dalam a) deskripsi tempat/bangunan, b) deskripsi perairan, c) deskripsi tempat sumber penghasilan, d) deskripsi kondisi geografis, e) deskripsi tumbuhan, f) deskripsi hewan, g) deskripsi peralatan dan kegiatan usaha, h) deskripsi kondisi lingkungan sekitar, i) peminjaman deskripsi geografis daerah lain, j) peminjaman deskripsi administratif daerah lain, k) peminjaman deskripsi tempat/bangunan daerah lain, dan l) deskripsi kepercayaan. Berdasarkan penamaan jalan yang didasarkan pada deskripsi tersebut, yang paling banyak digunakan dalam penamaan jalan adalah deskripsi tumbuhan. Kedua, terdapat 26 penamaan jalan yang didasarkan pada asosiasi, yang terbagi dalam a) asosiasi wanita jepang, b) asosiasi pandai besi, c) asosiasi pembuat keris, d) asosiasi wanita penghibur, e) asosiasi nelayan, f) asosiasi kelasi, g) asosiasi pandai giling, dan h) asosiasi tukang. Asosiasi yang paling banyak digunakan dalam penamaan jalan di Surabaya adalah asosiasi nelayan. Ketiga, terdapat 100 penamaan jalan yang didasarkan pada sejarah, yeng terbagi dalam a) sejarah perjuangan kemerdekaan, b) sejarah kerajaan, c) sejarah peristiwa di masyarakat, d) sejarah religi/kepercayaan, dan e) sejarah pembuatan peralatan. Berdasarkan penamaan jalan yang didasarkan sejarah tersebut, yang paling banyak digunakan dalam penamaan jalan di Surabaya adalah sejarah peristiwa di masyarakat. Keempat, terdapat 50 penamaan jalan yang didasarkan pemilik, yang terbagi dalam a) kepemilikan proyek perumahan oleh perorangan atau perusahaan, dan b) kepemilikan oleh tuan tanah pribumi. Kepemilikan yang paling banyak digunakan dalam penamaan jalan di Surabaya adalah kepemilikan proyek perumahan oleh perorangan atau perusahaan. Kelima, terdapat 128 penamaan jalan yang didasarkan penghormatan jasa seseorang, yang terbagi dalam a) penghormatan jasa pahlawan/pejuang kemerdekaan, b) penghormatan jasa raja-raja, c) penghormatan jasa ahli seni, dan d) penghormatan jasa pemuka agama. Berdasarkan penamaan jalan didasarkan penghormatan jasa seseorang tersebut, yang cenderung digunakan penamaan jalan di Surabaya adalah penghormatan jasa pahlawan/pejuang kemerdekaan. Keenam, terdapat 4 penamaan jalan yang didasarkan pujian, yang paling banyak digunakan penamaan jalan di Surabaya adalah pujian terhadap tempat suci. Ketujuh, terdapat 10 penamaan jalan yang didasarkan kesalahan penafsiran. Berdasarkan penaman jalan didasarkan kesalahan penafsiran, yang paling banyak digunakan penamaan jalan di Surabaya adalah kesalahan penafsiran pada kontur daratan. Kedelapan, terdapat 2 penamaan jalan yang didasarkan daerah asal penghuni. Berdasarkan penaman jalan didasarkan daerah asal penghuni, yang paling banyak digunakan penamaan jalan di Surabaya adalah daerah asal penghuni dari bali dan bangkalan. Hasil berikutnya adalah pola penamaan jalan di Surabaya mengikuti hukum diterangkan-menerangkan (DM). Terdapat 86 nama jalan yang tidak mengikuti hukum DM tersebut. bagian menerangkan dalam pola penamaan jalan di Surabaya berfungsi untuk a) menunjukkan arah, b) menunjukkan daerah, c) menunjukkan area gang, dan d) menunjukkan kawasan.
Kata kunci: Penamaan Jalan, Kajian Toponimi, dan Pola Penamaan
Names are identifiers of people, places and buildings. Naming a road is giving a name to a road that aims to facilitate the community in recognizing the road in the city map. Giving a place name usually has a specific purpose and contains a cause as based on natural conditions. This also happened in Surabaya. The naming of roads in Surabaya is based on the names of plants, animals, popular icons, and so on, so that the names of roads in Surabaya vary. Based on this, the problems examined in this study are the naming of roads in the Municipality of Surabaya and the pattern of naming the roads in the Municipality of Surabaya. This research is a qualitative descriptive study. Data collection methods used are library/documentation methods. Data collection techniques using reading techniques and note taking techniques. Data collection instruments in the study used human instruments that were equipped with documentation guidelines in the form of a data table of street names in the Municipality of Surabaya. The data analysis method in this study uses the intralingual equivalent method. The data analysis technique in this study used the determinant element technique. The data analysis instrument in this study used a road naming classification table and a road naming pattern table. Based on the problem examined, the naming of roads in the Municipality of Surabaya can be classified into eight groups. First, there are 821 naming of roads based on descriptions, which are divided into a) description of place/building, b) description of water, c) description of source of income, d) description of geographical conditions, e) description of plants, f) description of animal, g ) description of equipment and business activities, h) description of the condition of the surrounding environment, i) borrowing geographical description of other regions, j) borrowing administrative descriptions of other regions, (k) borrowing descriptions of places/buildings of other regions, and (l) description of trust. Based on the naming of the road based on the description, which tends to be used in naming the road is a plant description. Second, there are 26 road naming based on association, which is divided into a) Japanese women's association, b) blacksmith association, c) keris maker association, d) entertainer women's association, e) fishing association, f) sailor association, g) miller association, and h) artisan association. The association that tends to be used in naming roads in Surabaya is the fishermen association. Third, there are 100 road names based on history, which are divided into a) the history of the struggle for independence, b) the history of the kingdom, c) the history of events in society, d) the history of religion/ belief, and e) the history of making equipment. Based on the naming of roads based on history, what tends to be used in naming roads in Surabaya is the history of events in the community. Fourth, there are 50 owner-based naming roads, which are divided into a) ownership of housing projects by individuals or companies, and b) ownership by indigenous landlords. Ownership that tends to be used in naming roads in Surabaya is ownership of housing projects by individuals or companies. Fifth, there are 128 road names based on honoring one's services, which are divided into a) honoring the services of heroes/freedom fighters, b) honoring the services of kings, c) honoring the services of art experts, and d) honoring the services of religious leaders. Based on the naming of the road based on respecting one's services, what tends to be used naming the road in Surabaya is respecting the services of heroes/freedom fighters. Sixth, there are 4 road namings based on praise, which tend to be used in naming roads in Surabaya is praise to the holy place. Seventh, there are 10 road names based on misinterpretations. Based on road construction based on misinterpretation, what tends to be used in naming roads in Surabaya is misinterpretation of land contours. Eighth, there are 2 road namings based on the area of origin of the occupants. Based on the name of the road based on the area of origin of residents, which tends to be used naming the road in Surabaya is the area of origin of residents of Bali and Bangkalan. The next result is that the pattern of naming roads in Surabaya follows the law explained (DM). There are 86 street names that do not follow the DM law. the section explained in the road naming pattern in Surabaya functions to a) show the direction, b) show the area, c) show the alley area, and d) show the area.
Keywords: Naming Road, Toponymy Study, andPattern
Naming