Upaya Paguyuban Song Meri dalam Mempopulerkan Gamelan Kaca sebagai Wujud Mengenalkan Budaya Tradisional melalui Media Digital

Paguyuban Song Meri’s Efforts in Popularising Gamelan Kaca as a Form of Introducing Traditional Culture through Digital Media

Di era digital, yang membuat segala hal berbasis teknologi semakin mendominasi dan menggeser budaya lokal. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap budaya tradisional yang menjadi kekayaan budaya daerah, seperti halnya gamelan kaca merupakan warisan budaya yang ada di Paguyuban Song Meri. Mempopulerkan gamelan kaca perlu dilakukan sebagai upaya mengenalkan budaya tradisional. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memahami upaya paguyuban song meri dalam mempopulerkan gamelan kaca melalui media digital serta faktor pendorong dan faktor penghambatnya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Teknologi Komunikasi Massa yang dikemukakan oleh Marshal McLuhan 1960. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif desain studi kasus, dengan subjek pengurus paguyuban Song Meri dan masyarakat terlibat, lokasi penelitian di Paguyuban Song Meri Kabupaten Pacitan. Fokus penelitian ini adalah upaya paguyuban song meri dalam membuat kegiatan dan konten paguyuban Song Meri, dengan teknik pengumpulan data observasi partisipan, wawancara mendalam, serta dokumentasi. Teknik analisis data mengacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Miles Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Song Meri memiliki upaya dalam mempopulerkan gamelan kaca yakni (1) konten media dan kegiatan paguyuban sesuai dengan nilai yang berkembang di masyarakat, dan (2) mengedepankan seni dan kolaborasi. Faktor pendorong dan faktor penghambat terdapat pada sinergi dari internal anggota paguyuban. 

Kata kunci: Budaya Tradisional, Paguyuban Song Meri, Gamelan Kaca, Mempopulerkan

In the digital era, which makes everything technology-based increasingly dominates and shifts local culture. The lack of public understanding of traditional culture which is a wealth of regional culture, such as glass gamelan is a cultural heritage that exists in Paguyuban Song Meri. Popularising glass gamelan needs to be done as an effort to introduce traditional culture. The purpose of this research is to understand the efforts of Paguyuban Song Meri in popularising glass gamelan through digital media as well as the driving factors and inhibiting factors. The theory used in this research is the theory of Mass Communication Technology proposed by Marshal McLuhan 1960. This research uses a qualitative research method of case study design, with the subject of the Song Meri paguyuban management and the community involved, the research location in Paguyuban Song Meri Pacitan Regency. The focus of this research is the Song Meri paguyuban's efforts in creating Song Meri paguyuban activities and content, with data collection techniques of participant observation, in-depth interviews, and documentation. The data analysis technique refers to the opinion expressed by Miles Huberman, namely data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results showed that Song Meri has efforts in popularising glass gamelan, namely (1) media content and association activities in accordance with the values that develop in society, and (2) prioritising art and collaboration. The driving factors and inhibiting factors are the synergy of the internal members of the paguyuban.

Keywords: Traditional Culture, Paguyuban Song Meri, Gamelan Kaca, Popularisation