HUBUNGAN EMOTIONAL EATING DAN STRES DENGAN STATUS GIZI REMAJA DI SMAN 5 SURABAYA
THE CORRELATION BETWEEN EMOTIONAL EATING AND STRES WITH NUTRITIONAL STATUS IN ADOLESCENTS AT SMAN 5 SURABAYA
Remaja merupakan kelompok usia yang rentan mengalami masalah gizi, baik gizi kurang maupun gizi lebih. Faktor perilaku makan, seperti emotional eating, dan kondisi psikologis, seperti stres, dapat memengaruhi status gizi remaja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara emotional eating dan stres dengan status gizi remaja di SMAN 5 Surabaya. Metode penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan pendekatan kuantitatif analitik. Sebanyak 142 siswa kelas X dan XI dipilih sebagai subjek penelitian menggunakan metode cluster random sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner Salzburg Emotional Eating Scale (SEES) untuk emotional eating, Perceived Stress Scale (PSS-10) untuk stres, serta pengukuran antropometri untuk status gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U). Hasil analisis menggunakan uji korelasi Spearman menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan antara emotional eating dengan status gizi (p = 0,460, r = -0,063). Terdapat hubungan signifikan antara stres dengan status gizi (p = 0,013, r = 0,207), dengan korelasi positif lemah, artinya ketika tingkat stres meningkat, status gizi juga cenderung meningkat, meskipun hubungannya tidak terlalu kuat. Selain itu, terdapat hubungan signifikan antara stres dengan emotional eating (p = 0,000, r = -0,290), dengan korelasi negatif lemah yang menunjukkan bahwa ketika tingkat stres meningkat, perilaku emotional eating cenderung menurun. Kesimpulan dari penelitian ini adalah stres memiliki hubungan dengan status gizi dan emotional eating, meskipun korelasinya lemah. Emotional eating tidak menunjukkan hubungan signifikan dengan status gizi. Temuan ini diharapkan dapat menjadi acuan akan pentingnya pengelolaan stres dalam mengontrol perilaku makan emotional eating dan menjaga status gizi yang optimal.
Kata kunci : remaja, emotional eating, stres, status gizi
Adolescents are a vulnerable group for experiencing nutritional issues, including both undernutrition and overnutrition. Eating behaviors, such as emotional eating, and psychological conditions like stress can influence adolescents' nutritional status. This study aims to analyze the relationship between emotional eating and stress with adolescents’ nutritional status at SMAN 5 Surabaya. The study employs a cross-sectional design using a quantitative analytical approach. A total of 142 students from grades X and XI were selected as subjects through cluster random sampling. Data were collected using the Salzburg Emotional Eating Scale (SEES) for emotional eating, the Perceived Stress Scale (PSS-10) for stress, and anthropometric measurements to assess nutritional status based on the Body Mass Index for Age (BMI/A). The Spearman correlation analysis revealed no significant relationship between emotional eating and nutritional status (p = 0,460, r = -0,063). A significant relationship was found between stress and nutritional status (p = 0,013, r = 0,207), indicating a weak positive correlation, meaning that as stress levels increase, nutritional status tends to also increase, though the relationship is not strong. Additionally, a significant relationship was observed between stress and emotional eating (p = 0,000, r = -0,290), showing a weak negative correlation, suggesting that as stress increases, emotional eating tends to decrease. The conclusion of this study is that stress is related to both nutritional status and emotional eating, though the correlations are weak. Emotional eating does not show a significant relationship with nutritional status. These findings are expected to highlight the importance of stress management in controlling emotional eating behaviors and maintaining optimal nutritional status.
Keywords: adolescents, emotional eating, stress, nutritional status