Baja karbon merupakan baja yang dapat
dibedakan melalui kandungan karbon dan sifatnya. Baja karbon menengah merupakan
salah satu dari baja Karbon dengan kandungan karbon berkisar antara 0,3-0,6%.
Dalam dunia otomotif baja karbon menengah ini banyak digunakan dalam pembuatan
komponen-komponen kendaraan bermotor salah satunya adalah poros. Salah satu
aplikasi poros pada kendaraan bermotor adalah sebagai poros roda kendaraan,
pada aplikasinya poros roda akan membutuhkan sifat ketangguhan dan kekerasan
yang baik sehingga dapat menahan gaya dari luar seperti beban berlebih, beban
kejut terus-menerus, gesekan yang terjadi dengan komponen lain, maupun
kegagalan pada pembuatan komponen poros akibat ketidaksempurnaan pengerasan
pada proses heat treatment . Heat treatment merupakan perlakuan
panas pada baja yang bertujuan untuk meningkatkan sifat mekanik pada baja,
proses heat treatment memiliki faktor yang dapat mempengaruhi sifat
mekanik yang terbentuk salah satunya adalah pendinginan.
Objek penelitian ini adalah salah satu baja
karbon menengah yaitu baja karbon AISI 1045 sebagai spesimen dengan dilakukan
proses heat treatment quenching pada saat pendinginan menggunakan
variasi media pendingin antara lain, air mineral, oli saw 20w-50, dan minyak
sayur. Sebelum pendinginan baja akan berikan pemanasan dengan temperatur 900 o C
dan waktu tahan selama 60 menit. Kemudian spesimen diuji kekersan dan impact .
Data yang diperoleh dari hasil pengujian, kemudian diolah menjadi grafik dan
dilanjutkan analisa statistik menggunakan bantuan aplikasi SPSS untuk
mengetahui pengaruh proses quenching dengan variasi media pendingin air
mineral, oli sae 20w-50 dan minyak sayur terhadap nilai kekersan dan
ketangguhan baja AISI 1045.
Hasil Uji kekerasan yang diperoleh pada
temperatur 900oC dan holding time 60 menit, dengan media quenching air mineral,
oli sae 20w-50, dan minyak sayur, sebesar 52,33 HRC, 38,13 HRC dan 39,5 HRC . Sedangkan hasil uji
impak diperoleh nilai impak dengan media quenching air mineral, oli sae 20w-50,
dan minyak sayur, sebesar 0,281 J/mm2, 3,71 J/mm2, dan 3,62 J/mm2. Jadi dapat
disimpulkan nilai kekerasan tertinggi diperoleh dengan media pendingin air
mineral dengan laju pendinginan 150oC/s, sedangkan nilai tertinggi impak
menggunakan media pendingin oli sae 20w-50, sehingga didapatkan bahwa semakin
tinggi laju pendinginan maka akan meningkatkan nilai kekerasan spesimen,
semakin rendah laju pendinginan maka akan semakin bagus nilai impak yang
dihasilkan.