Life of Street Children in the Total Institution UPTD Kampung Anak Negeri
Pemberdayaan anak jalanan di Surabaya melalui Dinas Sosial Kota Surabaya membuat institusi untuk menampung anak bermasalah sosial yang diberi nama UPTD Kampung Anak Negeri. Anak jalanan dibina di UPTD Kampung Anak Negeri untuk berpartisipasi di berbagai kegiatan dalam meningkatkan potensi dan mengubah citra diri mereka menjadi normatif dan mandiri. Pembahasan kehidupan dibalik UPTD Kampung Anak Negeri tentunya terdapat perilaku yang ditentukan institusi. Anak jalanan mengenal institusi dan menunjukkan tindakan yang sebagian sesuai dan sebagian lain menentang norma-norma institusi tersebut. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kondisi objektif kehidupan anak jalanan, menganalisis anak jalanan atau orang yang diperlakukan, menganalisis pembina dan pendamping atau orang yang memperlakukan anak jalanan, dan menganalisis aturan sebagai acuan perlakuan di UPTD Kampung Anak Negeri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan perspektif teori Total Institution Erving Goffman. Penelitian ini menganalisis data menggunakan model Milles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa UPTD Kampung Anak Negeri memiliki dampak besar terhadap kehidupan anak-anak binaan. Faktor keluarga yang tidak harmonis menjadi pemicu utama masuknya anak-anak ke dalam lembaga tersebut. Lingkungan di dalam UPTD Kampung Anak Negeri menciptakan kontrol sosial yang ketat, dengan aturan, pembatasan, dan hukuman yang berperan dalam membentuk perilaku anak-anak. Identitas anak binaan dihapus dan digantikan dengan identitas baru sebagai bagian dari "narapidana", yang dapat mengakibatkan kehilangan hak otonomi dan stigmatisasi. Konflik interpersonal antar staf menciptakan konflik sosial di dalam lembaga, dan perilaku anak-anak dipengaruhi oleh kontrol sosial yang ketat, jadwal kegiatan yang ketat, serta pengawasan melalui kamera CCTV. Pembina dan pendamping memiliki peran penting dalam membentuk perilaku anak-anak, namun terdapat kelemahan dalam pendekatan mereka. Kekurangan ketegasan dan eksploitasi oleh anak reguler terhadap anak kejar paket menjadi isu yang perlu diperhatikan. Selain itu, perubahan pimpinan dapat mengubah kebijakan dan program lembaga, menciptakan ketidakpastian dalam aturan dan disiplin. Pendisiplinan di UPTD Kampung Anak Negeri dilakukan melalui tiga bentuk pendisiplinan, yaitu permisif, otoriter, dan demokratis. Namun, implementasi jobdesk yang tidak efektif dan aturan yang berubah-ubah menciptakan tantangan tambahan dalam menjaga kedisiplinan. Kesimpulannya, UPTD Kampung Anak Negeri memainkan peran besar dalam mengendalikan perilaku anak-anak binaan melalui kontrol sosial yang ketat, namun terdapat tantangan dan kelemahan dalam implementasi aturan dan pendekatan pendisiplinan.
Kata Kunci: Anak jalanan, Institusi Total, UPTD Kampung Anak Negeri
The empowerment of street children in Surabaya, through the Surabaya City Social Service, created an institution to accommodate socially challenged children called UPTD Kampung Anak Negeri. Street children are fostered at UPTD Kampung Anak Negeri to participate in various activities to increase their potential and change their self-image to become normative and independent. The discussion of life behind UPTD Kampung Anak Negeri certainly has behavior determined by the institution. Street children recognize institutions and show actions that are partly in accordance with and partly against the norms of these institutions. The purpose of this study is to analyze the objective conditions of life of street children, analyze street children or people who are treated, analyze coaches and assistants or people who treat street children, and analyze the rules as a reference for treatment at UPTD Kampung Anak Negeri. This research uses a qualitative approach from the perspective of Erving Goffman's Total Institution Theory. This research analyzes data using the Milles and Huberman models. The results showed that UPTD Kampung Anak Negeri has a big impact on the lives of fostered children. The disharmonious family factor is the main trigger for children to enter the institution. The environment in the UPTD Kampung Anak Negeri creates strict social control, with rules, restrictions, and punishments that play a role in shaping children's behavior. The identity of the child is erased and replaced with a new identity as part of the "inmate", which can result in a loss of autonomy and stigmatization. Interpersonal conflicts between staff create social conflicts within the institution, and children's behavior is influenced by strict social control, strict activity schedules, and surveillance through CCTV cameras. Coaches and mentors have an important role in shaping children's behavior, but there are weaknesses in their approach. Lack of assertiveness and exploitation by regular children of package-chasing children are issues that need attention. In addition, changes in leadership can alter the institution's policies and programs, creating uncertainty about rules and discipline. Discipline in UPTD Kampung Anak Negeri is carried out through three forms of discipline, namely permissive, authoritarian, and democratic. However, ineffective job desk implementation and changing rules create additional challenges in maintaining discipline. In conclusion, UPTD Kampung Anak Negeri plays a big role in controlling the behavior of the children through strict social control, but there are challenges and weaknesses in the implementation of rules and disciplinary approaches.
Keywords: Street children, Total Institutions, UPTD Kampung Anak Negeri