BEKSAN KAMANTAKAH KARYA SUDARSONO KABUPATEN BANGKALAN MADURA
(KAJIAN KOREOGRAFI)
BEKSAN KAMANTAKAH BY SUDARSONO, BANGKALAN MADURA REGENCY
(CHOREOGRAPHIC STUDY)
ABSTRAK
Sanggar Tarara merupakan salah satu sanggar tari di Kabupaten Bangkalan, Madura yang didirikan oleh Sudarsono pada tahun 1996. Sanggar ini tidak lagi diragukan eksistensinya sebab telah banyak memberi sumbangsih prestasi kepada Bangkalan.Beksan Kamantakah merupakan satu-satunya karya tari bersifat liris yang memiliki makna tolak bala, diciptakan oleh Sudarsono dan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangkalan nomor: 188.45/ 168.1/ 433.116/ 2019 pada tanggal 11 Juni 2019 yang ditandatangani oleh Mohammad Hasan Faisol, S.STP.MM., Beksan Kamantakah karya Sudarsono dikukuhkan sebagai tarian khas Bangkalan.
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1) bagaimana proses kreatif penciptaan koreografi Beksan Kamantakah karya Sudarsono Kabupaten Bangkalan Madura?, 2) bagaimana bentuk koreografi Beksan Kamantakah karya Sudarsono Kabupaten Bangkalan Madura?. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus intrinsik dimana penelitian dilakukan atas dasar ketertarikan terhadap kasus tertentu. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori proses garap, teori koreografi dan teori bentuk. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil analisis yang didapat pada penelitian ini yaitu proses kreatif penciptaan koreografi Beksan Kamantakah yang terdiri dari lima tahap, yaitu pemilihan penari, eksplorasi, improvisasi, evaluasi dan komposisi. Selain itu, hasil yang didapat juga mengenai bentuk koreografi Beksan Kamantakah yang mencakup elemen-elemen bentuk tari. Beksan Kamantakah memiliki keunikan dari segi gerak menghentakkan bahu yang disebut Onjhâk Bhâuh dan segi vokal dengan syair dan nada khas Madura.
Kata kunci: Beksan Kamantakah, seni tari, proses, bentuk, Sanggar Tarara
Abstract
Sanggar Tarara is one of the dance studios in Bangkalan Regency, Madura which was founded by Sudarsono in 1996. This studio is no longer in doubt because it has contributed a lot to Bangkalan achievements. Beksan Kamantakah is the only lyrical dance work that has the meaning of rejecting reinforcements. , created by Sudarsono and based on the Decree of the Head of the Bangkalan Regency Culture and Tourism Office number: 188.45/ 168.1/433.116/2019 on June 11, 2019 signed by Mohammad Hasan Faisol, S.STP.MM., Sudarsono's Beksan Kamantakah was confirmed as a dance typical Bangkalan.
The formulation of the problem in this research are: 1) how is the creative process of creating Beksan Kamantakah choreography by Sudarsono, Bangkalan Madura Regency?, 2) what is the form of Beksan Kamantakah choreography by Sudarsono Bangkalan Madura Regency?. The research method used is qualitative research with an intrinsic case study approach where the research is conducted on the basis of interest in a particular case. The theory used in this research is the theory of working process, theory of choreography and theory of form. Data collection techniques used by researchers are observation, interviews and documentation.
The results of the analysis obtained in this study are the creative process of creating Beksan Kamantakah's choreography which consists of five stages, namely the selection of dancers, exploration, improvisation, evaluation and composition. In addition, the results obtained are also about the form of Beksan Kamantakah's choreography which includes elements of dance forms. Beksan Kamantakah is unique in terms of the shoulder stomping motion called Onjhâk Bhâuh and the vocal aspect with Madurese poetry and tones.
Keywords: Beksan Kamantakah, dance, process, form, Tarara Studio