STRATEGI SANGGAR NGRIPTO RARAS DALAM MEMPERTAHANKAN KESENIAN SANDUR TUBAN SEBAGAI WUJUD NASIONALISME DI ERA DIGITAL

STRATEGY OF SANGGAR NGRIPTO RARAS IN MAINTAINING SANDUR TUBAN ART AS A FORM OF NATIONALISM IN THE DIGITAL ERA

Kesenian Sandur mulai ditinggalkan oleh masyarakat serta dianggap kuno dan regenerasinya yang sulit di era perkembangan teknologi yang semakim pesat ini. Tujuan penelitian ini yaitu, mendeskripsikan strategi mempertahankan kesenian Sandur Tuban yang dilakukan oleh sanggar Ngripto Raras sebagai wujud nasionalisme di era digital. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Lokasi penelitian ini berada di Desa Sukorejo, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Teori Strategi Kebudayaan C.A Van Peursen yang terbagi dalam tahap mistis, ontologis dan fungsionalis. Hasil penilitian ini yaitu strategi sanggar Ngripto Raras dalam mempertahankan kesenian Sandur sebagai wujud nasionalisme di era digital yaitu tetap mempertahankan ritual kesenian Sandur, tidak memiliki syarat/aturan untuk menjadi pemain Sandur, menjalin kerjasama dengan lembaga pendidikan dan masyarakat, serta memanfaatkan media sosial. Berbagai strategi sanggar Ngripto Raras dalam mempertahankan kesenian Sandur sebagai wujud mencintai seni dan budaya yang terlihat bahwasanya, di tengah perkembangan zaman dengan teknologi yang maju masih tetap menjaga keberadaan kesenian sandur.

Kata kunci: Strategi, Kesenian Sandur, Nasionalisme, Era Digital

Sandur art is starting to be abandoned by society and is considered ancient and its regeneration is difficult in this era of increasingly rapid technological development. The aim of this research is to describe the strategy for maintaining Sandur Tuban art carried out by the Ngripto Raras studio as a form of nationalism in the digital era. This research uses a qualitative method with a case study approach. Data collection techniques are carried out through observation, interviews and documentation. The location of this research is in Sukorejo Village, Parengan District, Tuban Regency, East Java. The theory used in this research is C.A Van Peursen's Cultural Strategy Theory which is divided into mystical, ontological and functionalist stages. The results of this research are the Ngripto Raras studio's strategy in maintaining Sandur art as a form of nationalism in the digital era, namely maintaining Sandur art rituals, having no requirements/rules to become a Sandur player, collaborating with educational institutions and the community, and utilizing social media. The various strategies of the Ngripto Raras studio in maintaining Sandur art as a form of love for art and culture can be seen that, amidst the times with advanced technology, they still maintain the existence of Sandur art.

Keywords: Strategy, Sandur Arts, Nationalism, Digital Era