Rachmawati, Cahyani, 2019, The Role Parents’ Socio-economic Status on their Children’s Language Behavior: A Case Study of Save Street Child Surabaya Community. Language and Literature Department, Universitas Negeri Surabaya, Advisor: Slamet Setiawan
Kata Kunci: Status sosio-ekonomi, kebiasaan bahasa
Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Surabaya menarik orang dari daerah untuk pindah ke kota untuk prospek yang lebih baik. Namun, banyak orang dengan status sosial ekonomi rendah tidak dapat bersaing dengan standar kualifikasi di kota. Orang-orang ini kemudian memutuskan untuk menetap di Surabaya dan bekerja apa pun yang mereka dapat untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Fakta lain bahwa bahasa Inggris adalah bahasa internasional dan cara untuk bertahan hidup dianggap tidak benar dalam komunitas ini. Terkait dengan fenomena tersebut, penelitian ini memutuskan untuk mengungkapkan hubungan antara SES orang tua yang memiliki nilai negatif pada bahasa Inggris dengan perilaku bahasa anak-anak mereka terhadap bahasa Inggris.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang dilakukan dengan menggunakan wawancara dan observasi partisipatif. Pengamatan partisipatif dilakukan untuk menentukan perilaku bahasa apa yang muncul selama kegiatan. Kemudian, wawancara dilakukan untuk secara mendalam memahami alasan mengapa kerabat perilaku bahasa terjadi. dokumentasi dan wawancara virtual terhadap informan terpilih. Lima anak dan orang tua mereka dari komunitas anak jalanan Surabaya adalah informan dalam penelitian ini karena keluarga-keluarga ini memenuhi syarat sebagai SES rendah sampai menengah. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar anak-anak memiliki penguatan negatif terhadap bahasa Inggris karena kurangnya perilaku melek huruf di rumah dan nilai orang tua mereka dalam bahasa Inggris.
Singkatnya, sebagian besar orang tua dengan SES rendah memiliki nilai negatif terhadap bahasa Inggris. Kondisi ini menyebabkan kegagalan mereka untuk mengakomodasi anak-anak mereka dengan kebijakan yang baik dan perilaku keaksaraan di rumah. Mereka tidak dapat memberikan investasi yang lebih baik untuk anak-anak mereka dalam hal materi maupun waktu yang berkualitas. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan seperti ini cenderung memiliki penguatan negatif terhadap bahasa Inggris. Di sisi lain, anak-anak ini menunjukkan penguatan positif tertentu ketika mereka diberi suguhan dan menghadapi orang asing sebagai lawan bicaranya, meskipun itu tidak berlangsung lama.
Keywords: SES, language behavior
Surabaya as the second largest city in Surabaya attracts people from regions to move to the city for better prospect. However, many people with low socio-economic status cannot compete with the standard of qualification in the city. These people then decide to settle in Surabaya and work whatever they can get to cater for the family. Another fact that English is an international language and a way to survive is considered not true in this community. Related to the phenomenon, this study determines to reveal the connection between the parents’ SES who have negative value on English with their children’s language behavior towards English.
This study employs descriptive qualitative method which was conducted by using interview and participatory observation. Participatory observation is done to determine what kind of language behavior arise during the activity. Then, interview is done to in depth understand the reasons why that kind of language behavior occur. documentation and virtual interview towards the selected informants. Five children and their parents from save street child Surabaya community are the informants in the study since these families is qualified as low to middle SES. The result shows that most children have negative reinforcement towards English due to lack of home literacy behavior and their parents’ value on English.
To sum up, most parents with low SES have negative value towards English. This condition leads to their failure to accommodate their children with good policy and home literacy behavior. They cannot give better investment for their children in terms of material as well as quality time. The children who grow up in this kind of environment tend to have negative reinforcement towards English. On the other hand, these children show a certain positive reinforcement when they are given treats and face foreigners as their interlocutor, though it does not last long.