Proses Kognisi Siswa Autism Spectrum Disorder (ASD) Tingkat SMA dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Berdasarkan Perbedaan Tingkat Inteligensi

Cognition Processes of High School Students with Autism Spectrum Disorder (ASD) in Solving Mathematical Problems Based on Different Levels of Intelligence

Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan proses kognisi siswa ASD dalam menyelesaikan masalah matematika berdasarkan perbedaan tingkat inteligensi. Subjek terdiri dari tiga siswa ASD kelas X SMA dengan tingkat inteligensi tinggi, sedang dan rendah. Proses kognisi dalam penelitian ini adalah aktivitas mental dalam menerima, menyimpan, memanggil dan mengolah informasi. Sedangkan tahap menyelesaikan masalah menggunakan tahapan teori Polya. Pengumpulan data menggunakan wawancara berbasis tugas dengan metode think-aloud dan dianalisis melalui urutan: kategorisasi data, reduksi data, penyajian data, penafsiran, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahap memahami masalah, subjek ASDT mampu menerima semua informasi dan menyimpannya dalam short-term memory, kemudian memanggil kembali dalam 4 bentuk representasi yang berbeda, yaitu: 1 bentuk gambar, 2 bentuk verbal dan 1 bentuk simbol. Subjek ASDS memanggil kembali dalam 2 bentuk representasi visual berupa gambar dan susunan media, sedangkan subjek ASDR hanya mampu memanggil kembali informasi dan merepresentasikannya dalam 1 bentuk representasi gambar. Ketiga subjek mengolah informasi untuk menentukan yang diketahui, yang ditanyakan dan kecukupan informasi. Subjek ASDT dan ASDS mampu menemukan pola, sedangkan subjek ASDR tidak dapat melakukannya. Bahkan subjek ASDT mampu mereduksi syarat atau yang diketahui untuk menemukan pola tersebut. Subjek ASDT dan ASDS memanggil informasi yang tersimpan dalam long-term memory yang terkait langsung dengan informasi yang baru diterima. Sedangkan subjek ASDR tidak mampu melakukannya.  Representasi dalam bentuk gambar dan media konkrit digunakan oleh subjek ASDT dan ASDS untuk memahami polanya sebagai langkah awal dalam menyusun rencana penyelesaian. Namun subjek ASDR tidak dapat menyusun rencana penyelesaian yang sistematis karena tidak memahami pola. Subjek ASDR hanya mampu memahami secara kualitatif bahwa gambar dari pola atau tingkat suatu segitiga akan lebih tinggi dan membutuhkan batang korek api lebih banyak dari tingkat sebelumnya. Subjek ASDT mampu membuat generalisasi dari sebuah pola guna menyusun rencana penyelesaian yang mengarah pada penemuan rumus umum. Subjek ASDT menggunakan pola tersebut untuk menggeneralisasikan menuju rumus umum dengan dua pendekatan yang berbeda. Meskipun subjek ASDS mampu memahami pola, tetapi dia tidak mampu melakukan generalisasi untuk mendapatkan rumus umum karena subjek tidak memahami makna simbol atau variabel n sebagai simbol dari rumus umum. Subjek ASDR yang tidak mampu memahami secara kuantitatif maka subjek tidak dapat menggenarelisasikan sehingga berdampak pada gagalnya subjek dalam menemukan rumus umum. Subjek ASDT memeriksa pola gambar, rumus umum yang ditemukan dan menggunakan rumus lain untuk mamastikan kebenaran rumus umum yang telah ditemukan. Subjek ASDS memeriksa pola gambar yang telah dibuat dan susunan segitiga dari tingkat satu ke tingkat berikutnya untuk memeriksa kebenaran penyelesaian yang telah dikerjakan. Sedangkan subjek ASDR tidak melakukan pemeriksaan ulang terhadap penyelesaian yang dibuat, namun dia tetap meyakini bahwa penyelesaian yang telah dibuat adalah benar.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat kecerdasan siswa ASD berpengaruh terhadap proses kognitifnya. Proses kognisi subjek ASD dengan tingkat inteligensi tinggi yang sangat kompleks pada setiap tahapan dalam menyelesaikan masalah matematika dapat melebihi proses kognitif siswa non ASD. Subjek ASD dengan tingkat inteligensi sedang dapat memahami pola dengan baik, namun tidak dapat melakukan generalisasi untuk mendapatkan rumus umum karena subjek kurang memahami variabel yang ada dalam soal. Sedangkan subjek ASD dengan tingkat inteligensi rendah tidak dapat memahami pola, proses kognitifnya hanya sampai berpikir secara kualitatif bukan pada tingkat berpikir kuantitatif. Dengan demikian dalam proses pembelajaran subjek ASD dengan tingkat inteligensi sedang perlu ditekankan dalam memahami makna variabel dan simbol dalam matematika. Sedangkan subjek ASD dengan tingkat inteligensi rendah lebih fokus pada pemahaman berpikir kuantitatif bukan sekedar berpikir kualitatif.

The purpose of this study is to describe the cognitive processes of students with autism spectrum disorder (ASD) in solving mathematical problems based on different levels of intelligence. The subjects in this study were three ASD grade X high school students with high, medium and low intelligence respectively. The process of cognition in this study is mental activity in receiving, storing, calling and processing information. The problem solving stage used the Polya theory stage. Data collection used task-based interviews with the think-aloud method and analyzed through sequence: data classification, data reduction, data presentation, interpretation, and drawing conclusions.

The results showed that at the stage of understanding the problem, ASD subject with high intelligence was able to receive all information and store it in his short-term memory, then recalled in 4 different forms of representation, namely: 1 image form, 2 verbal forms and 1 symbol form. ASD subject with moderate intelligence recalled in two forms of visual representation in the form of image and media arrangements, while ASD subject with low intelligence was only able to recall information and represent it in 1 form of image representation. The three subjects processed information to determine what was known, what was asked and the adequacy of the information. ASD subject with high intelligence and moderate intelligence were able to find patterns, whereas ASD subject with low intelligence cannot do it. Even ASD subject with high intelligence were able to reduce the conditions or are known to find these patterns. ASD subjects with high and moderate intelligence recalled information were stored in their long-term memory that was directly related to newly received information. Whereas ASD subject with low intelligence was unable to do it. Representation in the form of concrete image and media were used by ASD subjects with high and moderate intelligence to understand the pattern as a first step in preparing a settlement plan. But the ASD subject with a low level of intelligence cannot develop a systematic settlement plan because he did not understand the pattern. ASD subject with a low level of intelligence was only able to understand qualitatively that the image of the pattern or level of a triangle will be higher and requires more matches than the previous level. ASD subject with a high level of intelligence are able to make generalizations from a pattern in order to develop a settlement plan that leads to the discovery of general formulas. ASD subject with a high level of intelligence use the pattern to generalize to a general formula with two different approaches. Even though the ASD subject with the moderate level of intelligence is being able to understand patterns, he was not able to generalize to get a general formula because the subject did not understand the meaning of the symbol or variable n as a symbol of the general formula. ASD subject with a low level of intelligence was not able to understand quantitatively then the subject cannot be generalized so that the impact on the subject's failure in finding a general formula. ASD subject with high level of intelligence checked the pattern of images, common formulas found and use other formulas to ensure the truth of general formulas that have been found. ASD subject with moderate level intelligence checked the pattern of images that have been made and arranging triangles from level one to the next level to check the truth of the completion that has been done. While the ASD subject with a low intelligence level did not check the settlement made, he continued to believe that the settlement that had been made was correct.

From the results of this study it can be interpreted that the level of intelligence of ASD students has an influence on their cognitive processes. The process of cognition of ASD subject with a high level of intelligence that is very complex at each stage in solving mathematical problems can exceed the cognitive process of non ASD student. The ASD subject with moderate level of intelligence understood the pattern well, but he was unable to make generalizations to get the general formula because the subject did not understand the variables in the problem. Whereas ASD subject with a low level of intelligence cannot understand patterns, their cognitive processes only come to think qualitatively not at the level of quantitative thinking. Thus in the learning process for ASD subjects with a moderate level of intelligence it should be emphasized in understanding the meaning of variables and symbols in mathematics. Whereas ASD subjects with a low level of intelligence are more focused on understanding quantitative thinking not just thinking qualitatively.