TANGGAPAN DAN SIKAP SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TERHADAP KEKUASAAN YANG DILAKUKAN OLEH GURU BAHASA INGGRIS DI DALAM KELAS

JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS’ RESPONSES AND ATTITUDES TOWARDS POWER EXERCISED BY EFL TEACHER IN THE CLASSROOM SETTING

Penelitian ini mengungkapkan kekuasaan yang dilakukan oleh guru Bahasa Inggris serta menyelidiki tanggapan dan sikap siswa terhadap kekuasaan guru di SMP Bilingual Terpadu. Data diambil dari observasi kelas dan wawancara individu yang berupa tindakan, komunikasi verbal dan non-verbal. Tiga orang guru, Ibu Nesha, Ibu Ann, dan Ibu Sophie, diobservasi dan diwawancarai untuk memahami bagaimana mereka menerapkan kekuasaan tersebut di dalam kelas. Ibu Nesha secara efektif menggunakan kekuatan ahli dengan menyesuaikan pengajarannya dengan kebutuhan siswa secara individual, sementara Ibu Ann menunjukkan pengetahuan khusus dalam penerjemahan lagu, dan Ibu Sophie menggunakan gaya pengajaran kolaboratif untuk kata benda yang dapat dihitung dan yang tidak dapat dihitung. Kekuatan referensi yang dilakukan oleh Ibu Ann menciptakan suasana belajar yang positif. Meskipun Ibu Nesha dan Ibu Sophie mungkin tidak secara eksplisit melabeli tindakan mereka sebagai kekuasaan referensial, namun dari wawancara mereka, mereka menyoroti pentingnya hubungan interpersonal, kepercayaan, dan pemahaman dalam membina lingkungan belajar yang positif. Kekuasaan legitimasi ditunjukkan melalui komunikasi yang jelas mengenai tujuan pembelajaran dan manajemen kelas yang efektif. Kekuasaan penghargaan terlihat dari strategi guru dalam memotivasi siswa, dan kekuasaan paksaan dilaporkan dan dilakukan dengan bijak oleh guru agar tidak mengganggu suasana pembelajaran. Siswa merespons secara positif terhadap dinamika kekuasaan ini, dengan menunjukkan kepatuhan, keterlibatan, dan motivasi secara verbal dan nonverbal. Sikap mereka mencerminkan dimensi kognitif, afektif, dan perilaku, yang menunjukkan dampak yang bernuansa dari kekuasaan guru. 

Kata kunci: Kekuasaan dalam lingkungan pendidikan, kekuasaan sosial, sikap siswa, tanggapan siswa, kekuasaan guru, pelaksanaan kekuasaan.

This research revealed the power exercised by EFL teachers as well as investigated students' responses and attitudes towards teacher's power in Bilingual Terpadu junior high school. The data was taken from classroom observation and individual interviews that form action, verbal and non-verbal communication. Three teachers, Mrs. Nesha, Mrs. Ann, and Ms. Sophie, were observed and interviewed to understand how they apply these powers in the classroom. Mrs. Nesha effectively exercised expert power by tailoring her teaching to individual student needs, while Mrs. Ann showcased subject-specific knowledge in song translation, and Ms. Sophie employed a collaborative teaching style for countable and uncountable nouns. Referent power exercised by Mrs. Ann was creating a positive learning atmosphere. While Mrs. Nesha and Ms. Sophie may not explicitly label their actions as referent power, yet from their interviews they highlighted the importance of interpersonal relationships, trust, and understanding in fostering a positive learning environment. Legitimate power is demonstrated through clear communication of learning objectives and effective classroom management. Reward power is observed in the teachers' strategies to motivate students, and coercive power is reported and exercised wisely by teachers so as not to disrupt the learning atmosphere. Students respond positively to these power dynamics, displayed verbal and non-verbal compliance, engagement, and motivation. Their attitudes reflected cognitive, affective, and behavioral dimensions, indicating the nuanced impact of teacher power.

Keywords: Power in educational setting, social power, students’ attitudes, students’ responses, teacher’s power, the exercise of power.