Analisis Koordinasi Bakorwil Bojonegoro Dalam Pembentukan Kerjasama Antar Daerah Grebang Ratubangnegoro Kertowilangan

Coordination Analysis of Bakorwil Bojonegoro in the Formation of Inter-Regional Cooperation Grebang Ratubangnegoro Kertowilangan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagiamana koordinasi Bakorwil Bojonegoro pada pembentukan Kerjasama antar daerah Grebang Ratubangnegoro Kertowilangan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan juga menganalisis Bakorwil Bojonegoro dalam berkoordinasi pembentukan Kerjasama antar daerah Grebang Ratubangnegoro Kertowilangan dan hambatannya. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, dianalisis dengan teori Hasibuan (2011) beberapa faktor yang memberikan pengaruh pada koordinasi yang terdiri dari kesatuan tindakan, komunikasi, pembagian kerja, disiplin. Penelitian ini dilakukan di Bakorwil Bojonegoro dengan yaitu dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian yang dilakukan yaitu menunjukkan jika koordinasi yang dilaksanakan oleh Bakorwil Bojonegoro belum maksimal dikarenakan terdapat kendala dalam pelaksanaanya yang membuat pembentukan Kerjasama antar daerah Grebang Ratubangnegoro Kertowilangan mengalami keterlambatan dalam pembentukan sekretariat bersama. Hambatan dalam pembentukan Kerjasama ini adalah Pejabat kabupaten/kota memiliki kesibukan sendiri, Perbedaan prosedur dalam penandatanganan ke bupati/walikota, Pergantian pejabat saat rapat pembentukan sekretariat bersama, ada pejabat yang meminta waktu untuk mengkaji ulang, Banyak perbedaan pendapat dalam rapat. Jika dilihat dari hambatan yang ada, adapun saran yang dapat peneliti berikan adalah 1.) Untuk setiap kabupaten/kota harus lebih sadar akan pentingnya kerjasama ini, 2.) Setiap ada rapat atau pertemuan kegiatan pembentukan kerjasama Bakorwil Bojonegoro harus lebih mengingatkan bahwa semua kegiatan harus dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan agar pelaksanaan Kerjasama dengan antar daerah Grebang Ratubangnegoro Kertowilangan dapat dimulai, 3.) Bakorwil Bojonegoro harus sering mengingatkan kepada pejabat terkait setiap ada kegiatan pembentukan Kerjasama antar daerah, 4.) Setiap pergantian pejabat pada kabupaten/kota pejabat lama harus memberi tahu kepada pejabat baru tentang pembentukan Kerjasama antar daerah Grebang Ratubangnegoro Kertowilangann agar dilaksanakan lebih maksimal.

This research aims to analyze how Bakorwil Bojonegoro coordinates in the formation of cooperation between the Grebang Ratubangnegoro Kertowilangan regions. The aim of this research is to find out, describe and also analyze Bakorwil Bojonegoro in coordinating the formation of cooperation between the Grebang Ratubangnegoro Kertowilangan regions and its obstacles. This research uses a qualitative descriptive research type, analyzed using Hasibuan's (2011) theory of several factors that influence coordination consisting of unity of action, communication, division of work, discipline. This research was conducted at Bakorwil Bojonegoro using observation, interview and documentation techniques. Analyzed by means of data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of the research carried out showed that the coordination carried out by Bakorwil Bojonegoro was not optimal because there were obstacles in its implementation which made the formation of the Grebang Ratubangnegoro Kertowilangan inter-regional cooperation experience delays in forming a joint secretariat. Obstacles in forming this collaboration are that district/city officials have their own busy schedules, differences in procedures for signing with the regent/mayor, changes in officials during the joint secretariat formation meeting, there are officials who ask for time to review it, there are many differences of opinion in the meeting. If we look at the existing obstacles, the suggestions that researchers can give are 1.) Each district/city must be more aware of the importance of this collaboration, 2.) Every time there is a meeting or gathering for activities forming the Bakorwil Bojonegoro collaboration, they must be more reminded that all activities must carried out in accordance with the agreement so that the implementation of cooperation with the Grebang Ratubangnegoro Kertowilangan inter-region can begin, 3.) Bakorwil Bojonegoro must frequently remind the relevant officials every time there is an activity to form inter-regional cooperation, 4.) Every change of official in the district/city the old official must notify to new officials regarding the formation of cooperation between the Grebang Ratubangnegoro Kertowilangann regions so that it is implemented more optimally.