Disensus dalam Novel EKa Kurniawan: Kajian Ideoestetik
Dissensus in Eka Kurniawan's Novel: An Ideoaesthetic Study
Penelitian ini bertujuan untuk 1) menemukan bentuk-bentuk ideologi yang memapankan konsensus, 2) menemukan interpelasi subjek yang melampaui distribusi kepatutan, 3) menemukan respons subjek sebagai tindakan migrasi. Penelitian ini menggunakan kajian ideoestetik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif eksploratif. Sumber data penelitian dipilih dari empat novel Eka Kurniawan yang berjudul Cantik itu Luka (2012), Lelaki Harimau(2014), Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas (2014), and O (2016). Data dikumpulkan dengan cara studi pustaka dan dianalisis dengan dekonstruksi. Hasil penelitian menunjukkan 1) bentuk-bentuk ideologi yang memapankan konsensus dibagi menjadi dua, yakni aparatur negara ideologis, yang terdiri dari ideologi budaya, keluarga, agama, dan aparatus negara represif, yang terdiri dari pemimpin, hukum, polisi, tentara, 2) interpelasi subjek yang melampaui distribusi kepatutan, yaitu subjek-subjek minor dan logika representasi, 3) respons subjek sebagai tindakan migrasi dibagi menjadi lima, yaitu menolak patriarki, melawan represi, keluar dari sistem feodal keluarga, subjek yang otonom, dan dari hewan menjadi manusia. Melalui penceritaannya, novel-novel Eka Kurniawan menghasilkan karya yang ekspresif dan membuka suara yang selama ini dibungkam yang berdasarkan temuan penelitian menghasilkan proposisi 1) jika ideologi bekerja, maka terlahirlah subjek minor, 2) jika subjek minor dibelenggu logika representasi, maka terjadi tindakan migrasi, 3) jika subjek bermigrasi, maka terciptalah emansipasi.
This study aims to 1) find the ideological forms that establish consensus, 2) find the interpellation of the subject that goes beyond the distribution of the sensible, 3) find the subject's response as an act of migration. This study uses an ideoaesthetic study. The method used in this research is qualitative exploratory. The research data sources were chosen from four of Eka Kurniawan's novels, entitled Beauty is a Wound (2012), Man Tiger (2014), Vengeance is Mine, All Others Pay Cash (2014), and O (2016). Data were collected by literature study and analyzed by deconstruction. The results showed 1) the ideological forms that establish consensus are divided into two, namely the ideological state apparatus, which consists of cultural, family, religious ideologies, and the repressive state apparatus, which consists of leaders, law, police, soldiers, 2) interpellation subjects that goes beyond the distribution of the sensible, namely minor subjects and logic of representation, 3) the subject's response as an act of migration is divided into five, namely rejecting patriarchy, resisting repression, leaving the family feudal system, autonomous subjects, and from animals becoming humans. Through storytelling, Eka Kurniawan’s novels produce expressive works and liberate voices that have been silenced which based on research findings generate propositions 1) if ideology works, then minor subjects are born, 2) if minor subjects are shackled to representational logic, then migration occurs. 3) if the subject migrates, then emancipation is created.