Daun binahong (Anredera cordifolia) dan temulawak (Curcuma zanthorrhiza) merupakan tumbuhan yang ekstraknya dapat dijadikan zat pewarna alami. Pada penelitian ini ekstrak klorofil daun binahong dan ekstrak kurkumin dari temulawak telah dilakukan analisis elektrokimia sebagai sensitizer pada Dye Sensitized Solar Cell (DSSC). Sampel daun binahong dan temulawak masing-masing diekstraksi menggunakan metode soxhletasi dengan pelarut etanol dengan variasi siklus ekstraksi soxhletasi yaitu pada siklus 1, 2, dan 3. Masing-masing ekstrak dikarakterisasi menggunakan spektrofotometri UV-Visible yang bertujuan untuk mengetahui serapan Panjang gelombang dan analisis celah pita energi (energy gap), karakterisasi elektrokimia menggunakan voltametri siklik. Analisis celah pita energi terbaik ekstrak klorofil daun binahong pada siklus 2 yaitu 1,02 eV sedangkan perolehan energy gap terbaik ekstrak kurkumin temulawak pada siklus 3 yaitu 1,13 eV. kemudian perolehan energy gap variasi komposisi ekstrak klorofil dan kurkumin terbaik yaitu pada komposisi 50:50 dengan energy gap 2,65 eV. Hasil penelitian menunjukkan Panjang gelombang pada ekstrak daun binahong yaitu 658nm yang merupakan rentang panjang gelombang klorofil dan ekstrak temulawak pada panjang gelombang 428nm yang merupakan rentang Panjang gelombang kurkumin. Sedangkan pada komposisi 50:50 diperoleh panjang gelombang 436nm. Pada karakterisasi elektrokimia diperoleh energi HOMO (Highest Occupied Molecular) pada klorofil yaitu -4,79 eV, pada kurkumin yaitu -4,7704 eV dan pada komposisi 50:50 yaitu -4,87 eV. Sedangkan energi LUMO (Lowest Unoccupied Molecular Orbital) pada klorofil yaitu -3,77 eV, pada kurkumin yaitu -3,58 eV, sedangkan pada komposisi 50:50 yaitu -2,2 eV. Hasil analisis menunjukkan bahwa ekstrak klorofil dari daun binahong dan ekstrak kurkumin dari temulawak memiliki potensi untuk digunakan sebagai sensitizer alami pada DSSC.

Kata kunci: Kurkumin, Temulawak, Klorofil, Daun Binahong, Elektrokimia, DSSC