Pasar Turi Baru Pasca Kebakaran Tahun 2007 Dalam Perspektif Sejarah Ekonomi
Turi Baru Market After 2007 Fire in an Economic History Perspective
Pasar Turi Baru merupakan pasar grosir terbesar di Surabaya hingga di Indonesia bagian timur. Pasar Turi Baru juga berkembang pusat perdagangan khusunya di Surabaya bagian utara seperti Kembang Jepun, Jembatan Merah, Pasar Besar, dan Pasar Dupak. Masalah penelitian ini berfokus pada perkembangan Pasar Turi Baru pasca kebakaran pada tahun 2007 hingga peresmian kembali Pasar Turi Baru pada tahun 2022, yang lebih spesifiknya berfokus kondisi Pasar Turi Baru pasca kebakaran tahun 2007, Pola perdaganganya serta dampak keberadaan Pasar Turi Baru. Pada Penelitian ini bertujuan untuk, (1) mengidentifikasi kondisi Pasar Turi Baru pasca kebakaran than 2007, (2) mengidentifikasi aktivitas pola-pola perdagangan yang dilakukan di Pasar Turi Baru Surabaya pada tahun 2007-2022, (3) menganalisis dampak keberadaan Pasar Turi Baru Surabaya terhadap kegiatan pedagang dan masyarakat pada tahun 2007-2022.
Penelitian ini menggunakan model deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode penelitian lima tahap yakni heuristik (mengumpulkan sumber), kritik sumber, interpretasi (penafsiran sumber), dan historiografi (penulisan). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa perkembangan Pasar Turi Baru juga disertai berbagai usaha yang dilakukan para pedagang untuk mempertahankan Pasar Turi setelah terjadinya kebakaran di tahun 2007. Kebakaran tersebut membawa dampak signifikan ke aktivitas jual beli untuk pedagang Akibat kebakaran ini, membawa peredupan dan penurunan dalam pamor Pasar Turi Baru. Selain itu, dampak keberadaan Pasar Turi Baru sangat mempengaruhi roda perekonomian Kota Surabaya.
Kata Kunci: Pasar Turi Baru, Kebakaran, Peredupan
Turi Baru Market is the largest wholesale market in Surabaya and eastern Indonesia. Turi Baru Market is also a developing trading center, especially in the northern part of Surabaya, such as Kembang Jepun, Red Bridge, Besar Market and Dupak Market. This research problem focuses on the development of Pasar Turi Baru after the fire in 2007 until the re-inauguration of Pasar Turi Baru in 2022, which more specifically focuses on the condition of Pasar Turi Baru after the fire in 2007, its trading patterns and the impact of the existence of Pasar Turi Baru. This research aims to, (1) identify the condition of Pasar Turi Baru after the fire in 2007, (2) identify trading patterns of activity carried out at Pasar Turi Baru Surabaya in 2007-2022, (3) analyze the impact of the existence of Pasar Turi Baru Surabaya on trader and community activities in 2007-2022.
This research uses a qualitative descriptive model using a five-stage research method, namely heuristics (gathering sources), source criticism, interpretation (interpretation of sources), and historiography (writing). The results of this research conclude that the development of Pasar Turi Baru was also accompanied by various efforts made by traders to maintain Pasar Turi after the fire in 2007. The fire had a significant impact on buying and selling activities for traders. New Turi. Apart from that, the impact of the existence of Turi Baru Market greatly influences the economy of the city of Surabaya.
Keywords: Turi Baru Market, Fire, Dimming