TRADHISI OGLOR ING DESA WONOKARTO KECAMATAN NGADIROJO KABUPATEN PACITAN
(Tintingan Folklor)
OGLOR TRADITION IN WONOKARTO VILLAGE, KECAMATAN NGADIROJO PACITAN DISTRICT
(Folklore Theory)
ABSTRAK
TRADHISI OGLOR ING DESA WONOKARTO
KECAMATAN NGADIROJO KABUPATEN PACITAN
Nama Mahasiswa : Sugeng Nurwicaksono
NIM : 16020114067
Prodi/Jurusan : S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
Nama Lembaga : Universitas Negeri Surabaya
Pembimbing : Drs. Sukarman, M.Si
Tahun : 2020
Tradhisi Oglor yaitu salah satu bentuk folklor setengah lisan yang masih dilestarikan ddesa Wonokarto, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan. tradhisi ini sebagai tinggalan dari para nenek moyang. Tradhisi Oglor dipentaskan pada saat ada kegiatan yang berhubungan dengan acara keagamaan. Rumusan masalah yang ada dipenelitian ini yaitu (1) awal mula tradhisi Oglor, (2) rangkaian acara tradhisi Oglor. (3) perlengkapan yang digunakan didalam tradhisi Oglor, (4) Apa saja fungsi ada, (5) seperti apa cara untuk pelestarian tradhisi Ogor.
Tujuan penelitian tradisi Oglor yaitu (1) menjelaskan awal mula, (2) menjelaskan rangkaian acaranya, (3) menjelaskan perlengkapan yang digunakan, (4) menjelaskan apa saja fungsi ada, (5) menjelaskan seperti apa cara untuk pelestariannya. Manfaat dari tradisi Oglor yaitu (1) sistem proyeksi seperti menerima tamu, mengisi acara keagamaan dan hari kemerdekaan, (2) sarana pendidikan, (3) untuk memaksa masyarakat, (4) alat untuk mengesahkan tatanan lembaga kebudayaan, (5) fungsi masyarakat.
Penelitian tradisi ini termasuk kedalam penelitian yang menggunakan metode kualitatif. Karena cara untuk mengumpulkan data menggunakan cara observasi, wawancara, dokumentasi, dan kuisioner. Tatacara mengolah data yaitu menggunakan teknik transkrip data dan menyelaraskan dengan penelitian tradisi Oglor ini.
Hasil dari penelitian tradisi Oglor ini terjadi dari awl mula yang menjelaskan bahwa dari Kitab Suci Berjanji dan Janen. Awal mula Ogor masuk didesa Wonokarto yaitu sekitar taun 1960. Rangkaian acaranya yaitu menyiapkan alat music berupa kendang dan terbang dua, membunyikan cakepan maulud, pitung taun, juar, salorabuno, bagindangale, salo kumbang, yake, giyar, lais dan gilar-gilar. Tradhisi Oglor mempunyai perlengkapan untuk Slametan berupa jenang abang, mule lima, mule pitu, sengkala gedhe dan sebagainya. Fungsinya untuk sistem proyeksi menerima tau, memperingati hari keagamaan dan kemerdekaan, sarana pendidikan, untuk pemaksa masyarakat, alat untuk mengesahkan tatanan lembaga kebudayaan, fungsi masyarakat. Cara untuk pelestarian yaitu dibuat acara taunan, ditambahi gerak tari, membuat grup kesenian, dan membuat ekstra kurikuler disekolahan.
Kata Kunci: tradhisi oglor, folklor, orientasi budaya
ABSTRACT
TRADHISI OGLOR ING VILLAGE WONOKARTO
KECAMATAN NGADIROJO PACITAN DISTRICT
(Folklor tilting)
Student Name: Sugeng Nurwicaksono
NIM: 16020114067
Study Program / Department: S1 Javanese Language and Literature Education
Name of Institution: Surabaya State University
Supervisor: Drs. Sukarman, M.Sc.
Year: 2020
The Oglor tradition is a form of semi-verbal folklore that is still preserved in the village of Wonokarto, Ngadirojo District, Pacitan Regency. This tradition is a legacy from the ancestors. The Oglor tradition is staged when there are activities related to religious events. The formulation of the problems in this study are (1) the beginning of the Oglor traditions, (2) the series of Oglor traditions. (3) equipment used in the Oglor tradition, (4) What functions are there, (5) what is the way for the preservation of the Ogor tradition.
The aims of the Oglor tradition research are (1) explaining the beginning, (2) explaining the series of events, (3) explaining the equipment used, (4) explaining what functions there are, (5) explaining what ways to preserve them. The benefits of the Oglor tradition are (1) projection systems such as receiving guests, filling religious events and independence days, (2) educational facilities, (3) to force the community, (4) tools to validate the structure of cultural institutions, (5) community functions.
Research on this tradition is included in research that uses qualitative methods. Because the way to collect data using observation, interviews, documentation, and questionnaires. The procedure for processing data is to use data transcript techniques and harmonize with this Oglor tradition research.
The results of this Oglor tradition research come from the beginning which explains that from the Promised Scriptures and Janen. Ogor first entered the village of Wonokarto, which was around 1960. The series of events was to prepare musical instruments in the form of drums and flying two, sounding the cakul maulud, titung taun, juar, salorabuno, bagindangale, salo beetle, yake, gammar, lais and gilar-gilar. Tradition of Oglor has equipment for Slametan in the form of jenang brother, mule lima, mule pitu, sengkala gedhe and so on. Its function is for the projection system to receive knowledge, to commemorate religious days and independence, educational facilities, for coercion of the community, tools to validate the structure of cultural institutions, the function of society. The way to preserve is to make a taunan event, add dance moves, create an art group, and make extra-curricular at school.
Keywords: oglor tradhisi, folklore, cultural orientation