Kearifan Lokal Dalam Kejhung Madura Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan: Kajian Etnososiopragmatik
Local Genius In Kejhung Madura Pasean Distrik, Pamekasan Regency: Ethnosociopragmatic Study
Kejhung (Kidung dalam bahasa Jawa) merupakan tradisi lisan Madura. Sebuah tradisi lisan, kejhung menjadi salah satu ikon “manusia” Madura dari sudut pandang religi, sosial, ekonomi yang diungkapkan dalam bahasa puitis. Fokus penelitian ini adalah (1) kearifan Lokal kejhung Madura (2) fungsi kejhung Madura, (3) aspek sosial budaya kejhung Madura, (4) penggunaan bentuk dan fungsi tuturan dalam kejhung Madura. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan dan menemukan (1) kearifan Lokal kejhung Madura (2) fungsi kejhung Madura, (3) aspek sosial budaya kejhung Madura, (4) penggunaan bentuk dan fungsi tuturan dalam kejhung Madura.Teori yang digunakan dalam penelitian ini merupakan perpaduan tiga bidang ilmu yaitu etnografi, sosiologi, dan pragmatik.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian berwujud teks pantun Madura. Data tersebut diperoleh melalu pengamatan di lapangan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengamatan, wawancara, dan rekaman.Teknik analisis datamenggunakan teknik analisis hermeneutic. Untuk menghindari bias penelitian, dilakukan trianggulasi terhadap setiap tahap sebagai pemilik kejhung, dan Focussed Group Discusion.
Hasil penelitian ini yaitu (1) kearifan lokal yang mengaktualisasikan pengetahuan, nilai-nilai, keterampilan lokal, sumber daya, mekanisme pengambilan keputusan dan solidaritas lokal, (2) fungsi kejhung sebagai alat hiburan, pengesahan pranata kebudayaan, alat pendidikan, dan sebagai alat pemaksa norma-norma, (3) aspek sosial mengaktualisasikan sistem religi, sistem masyarakat, kesenian, matapencaharian, dan sistem peralatan, pemukiman, da teknologi, (4) bentuk dan fungsi tuturan mengaktualisasi sikap dan tindakan orang Madura, (5) etnografi, sosiologi, dan pragmatik mengaktualisasikan kearifan lokal dalam kejhung Madura.
Secara teoritis penelitian ini menghasilkan ilmu baru yakni etnososiopragmatik dalam memperkaya teori sastra dengan pendekatan multidisipliner. Secara praktis, temuan penelitian ini bermanfaat bagi (1) Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan terkait kurikulum muatan lokal, (2) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam upaya memperkenalkan budaya Madura, (3) peneliti berikutnya sehubungan teori dan pendekatan penelitian.
Kata-kata Kunci: Kearifan Lokal, kejhung, etnososiopragmatik
Kejhung (Kidung in Javanese) is a Madurese oral tradition. As an oral tradition, kejhung becomes one of Madura's "human" icons seen from a religious, social and economic perspective expressed in poetic language. The research focuses were (1) Local genius of Madurese kejhung (2) the function of Madurese kejhung, (3) the socio-cultural aspect of the Madurese kejhung, (4) the use of form and speech function in Madurese kejhung. The research purposes were to describe and find (1) local genius of Madurese kejhung (2) the function of Madurese kejhung, (3) socio-cultural aspect of Madurese kejhung, (4) the use of form and speech function in Madurese kejhung. The theory used in this research was a blend of three fields of science namely ethnography, sociology, and pragmatics.
This research is a qualitative descriptive study. The research data were
in the form of Madurese pantun text. The data were obtained through field observations. Data collection was conducted by means of observation, interview and recording techniques. Data analysis technique used was hermeneutic analysis techniques. To avoid research bias, triangulation was carried out at each stage as the owner of the kejhung, and focus group discussion.
The research findings show (1) local wisdom that actualizes knowledge, values, local skills, resources, decision-making mechanisms and local solidarity, (2) the function of the kejhung as a means of entertainment, ratification of cultural institutions, educational instrument, and as a means of norm coercion , (3) social aspect for actualizing religious systems, community systems, arts, livelihoods, and equipment systems, settlements, and technology, (4) form and speech function actualize the attitudes and actions of Madurese people, (5) ethnography, sociology, and pragmatics actualize local genius in the Madurese kejhung.
Theoretically, this research produces a new science that is ethno socio-pragmatics in enriching literary theory making use of a multidisciplinary approach. Practically, the findings of this study are useful for (1) Education Department of Pamekasan Regency related to local-content curriculum, (2) the Department of Tourism and Culture in an effort to introduce Madurese culture, (3) the next research regarding the theory and research approach.
Keywordsi: Local genius, kejhung, ethno socio-pragmatics