SELF CONCEPT OF URBAN MUSLIMAH INFLUENCER USING TURBAN HIJAB
Influencer Muslimah pada masyarakat urban merupakan fenomena baru dimana media sosial menjadi wadah untuk membagikan konten keseharian yang kemudian dinikmati oleh para pengikut. Dengan karakter internet yang mudah digunakan ini menjadikan para influencer sebagai sarana untuk mencari inspirasi mode dalam kreasi hijab, terlebih hijab turban. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta mendeskripsikan bagaimana latar belakang sosial serta individu seorang Influencer muslim urban dalam mempengaruhi terbentuknya konsep diri dalam individu. Dengan menggunakan metode fenomenologi dan jenis penelitian kualitatif. Peneliti melakukan pengamatan dan wawancara berdasarkan data yang diperoleh dari sumber data primer yaitu, influencer muslim urban pengguna hijab turban. Kemudian menganalisis temuan data dengan teori konsep diri. Hasil temuan dari penelitian menunjukkan bahwa setiap influencer memiliki suatu alasan yang terbentuk atas faktor keluarga serta kebutuhan dalam memilih menggunakan hijab turban. Dengan perbedaan beberapa latar belakang oleh influencer yaitu mahasiswa, musisi, creative agency staff, dan fashion stylist membuat terbentuknya konsep diri influencer lebih bervariatif. Melalui pernyataan keempat informan pula ditemukan bahwa informan cenderung menormalisasi penyimpangan penggunaan hijab melalui varian turban dengan alibi bahwa mereka mengadaptasi adanya perubahan fashion yang modern. Hal ini disinyalir karena para informan yang merupakan mikro influencer ini tidak dapat membendung arus modernitas dalam perkembangan fashion. Terlebih menjadi influencer tentunya dituntut untuk tampil menarik di sosial media. Sehingga tanpa sadar, proses terbentuknya konsep diri terjadi secara sendirinya dan terjadi secara alamiah.
Muslim influencers in urban communities are a new phenomenon where social media is a place to share daily content which is then enjoyed by followers. With this easy-to-use internet character, influencers are a means to find fashion inspiration in hijab creations, especially hijab turbans. This study aims to determine and describe how the social background and individual of an urban Muslim influencer influence the formation of self-concept in individuals. By using phenomenological methods and types of qualitative research. Researchers conducted observations and interviews based on data obtained from primary data sources, namely, urban Muslim influencers who use hijab turbans. Then analyze the data findings with self-concept theory. The findings from the study show that each influencer has a reason that is formed by family factors and the need to choose to use a hijab turban. With different backgrounds by influencers, namely students, musicians, creative agency staff, and fashion stylists, the influencer's self-concept is formed more varied. Through the statements of the four informants, it was also found that the informants tended to normalize the deviation in the use of hijab through the turban variant with the alibi that they were adapting to changes in modern fashion. This is allegedly because the informants who are micro influencers cannot stem the flow of modernity in the development of fashion. Moreover, being an influencer is certainly required to look attractive on social media. So that without realizing it, the process of forming self-concept occurs naturally and occurs naturally.