FORGIVENESS PADA SKIZOFRENIA REMISI YANG SUDAH BEKERJA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika dan faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi forgiveness pada penderita skizofrenia remisi yang sudah bekerja, untuk mempertahankan stabilitas emosioanal yang berdampak pada kepulihannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus instrumental. Responden utama sebanyak dua orang, memiliki riwayat klinis dengan diagnosa skizofrenia,  berada pada tahapan remisi, dan sudah bekerja. Data penelitian ini diperolah dengan wawancara semiterstruktur, observasi, studi dokumen, dan dianlisis dengan analisa tematik. Hasil penelitian ini menunjukan kedua responden menerapkan forgiveness pada kehidupan sehari-hari. Permasalahan dimasa lalu yang bersumber dari konflik keluarga, teman dekat dan pekerjaan membuat responden menjadi skizofrenia. Kedua responden menerapkan forgiveness utnuk memaafkan masa lalu yang menyakitkan dengan cara berempati terhadap pelaku yang sudah menyakiti responden, tidak dendam, tidak menghindar, memaafkan diri sendiri, dan memiliki motivasi kebajikan tinggi. Untuk memperkuat menerapkan forgiveness secara konsisten, dukungan orang terdekat dan rekan kerja menjadi peranan yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Kesimpulan pada penelitian ini dengan berempati kepada pelaku dan berbuat kebajikan dapat mempermudah proses pemaafan terhadap pelaku. Memaafkan diri sendiri berguna untuk membentuk rasa berharga pada diri sendiri.  Dukungan dari orang tedekat dan rekan kerja mendukung responden untuk dapat mempertahankan perilaku forgiveness serta mempertahankan kepulihannya menjaga kesehatan mental.

This study aims to determine the dynamics and psychological factors that affect someone’ sense of forgiveness about certain things who are currently undergoing the remission of schizophrenia which used to maintain emotional stability for their recoveries. This research employed a qualitative approach with an instrumental case study method. The main respondents are two people who had been clinically diagnosed with suffer from schizophrenia who are also undergoing the same state of remission. The research data were obtained by semi-structured interviews, observations, document studies, and analyzed with thematic analysis. The results of this study indicate that the two respondents applied forgiveness in their daily lives. Problems in the past that came from family conflicts, close friends, and work triggered the respondents suffer from schizophrenia. Both respondents apply forgiveness separately to forgive painful experiences by empathizing with the offender who had hurt the respondent in the past by being not vengeful, not avoiding, forgives themselves, and keeping the motivation to do good deeds. In order to be able to apply forgiveness consistently, the supports from close people and co-workers become important roles in everyday life. Hence, as conclusion, by empathizing with the perpetrators and doing good deeds could facilitate the process of forgiveness of the perpetrators, massively forgiving themselves to form a sense of worth in themselves, and support from close people including co-workers could maintain stable condition to reach their recoveries to maintain good mental health.